Perlunya Peran Pamong Desa untuk Cegah Demam Berdarah

Reporter

Antara

Selasa, 28 Juni 2022 15:48 WIB

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam masyarakat, terutama saat musim hujan tiba. Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Provinsi Lampung, Ismen Mukhtar SKM, mengatakan dalam mengurangi angka penularan dan melakukan pencegahan DBD perlu keterlibatan aktif pamong desa.

"Kita sudah tahu DBD datang di musim yang bisa diprediksi, namun reaksi kita agak lambat sehingga baru bertindak saat kasus meningkat," katanya.

Ia mengatakan DBD sebagai penyakit musiman dapat dicegah dengan berbagai langkah pencegahan dan peran serta semua pihak, salah satunya pamong desa.

"Ini bisa dicegah kalau pamong desa seperti lurah, RT, bisa jadi agen pemberantasan jentik nyamuk sebab DBD ini bisa dicegah karena yang dihadapi nyamuk yang tinggal serta hidup di genangan air bersih dan biasanya manusia yang membuat genangan itu," paparnya.

Menurutnya, langkah pemberantasan jentik nyamuk pun harus digagas dan diawasi langsung oleh pamong desa sebagai bagian terdekat masyarakat.

Advertising
Advertising

"Pemberantasan sarang nyamuk ini tidak semua diserahkan ke petugas kesehatan saja tapi pamong desa, lurah, RT harus ikut berjalan. Semua orang harus sadar membentuk gerakan pemberantasan jentik nyamuk, lalu ada pengukuran angka bebas jentik," urainya.

Menurutnya, pengukuran angka bebas jentik tersebut di setiap desa atau kelurahan dilakukan untuk mengetahui tingkat persebaran DBD.

"Sebaiknya ada survei setiap tiga bulan untuk mendapatkan angka bebas jentik, kalau yang datanya rendah maka ini jadi nilai buruk untuk lurah karena garda terdepan untuk menjaga kesehatan masyarakat di wilayahnya adalah mereka," katanya.

Dengan adanya gerakan serempak pengentasan jentik nyamuk dan pendataan daerah bebas jentik secara berkala diharapkan dapat mencegah merebaknya warga yang terkena DBD di musim tertentu.

"Dengan adanya angka bebas jentik itu langkah intervensi dan pengambilan kebijakan untuk mengantisipasi adanya DBD bisa dilakukan. Sebab ketika kita melihat suatu masalah pasti karena ada penyebab dan setelahnya langsung dikendalikan penyebab itu," katanya.

Ia mengatakan ketika kasus ditemukan terus di satu lokasi seharusnya dilihat penyebabnya dan langsung menentukan langkah intervensi dengan bantuan sistem surveilans di puskesmas yang mengolah data menjadi informasi untuk bertindak dan mengedukasi masyarakat.

"Masyarakat juga harus peduli, genangan air di sekitar rumah seperti di kaleng bekas, tempat minum, ember, dan beragam wadah harus dibersihkan, jangan sampai ada jentik nyamuk. Kita harus melakukan langkah pencegahan bersama untuk menghindari keluarga atau kolega terkena DBD," tutur Ismen.

Baca juga: Gejala Demam Berdarah Beserta Pertolongan Pertama Hadapi DBD

Berita terkait

Institut Kesehatan Hermina Gelar Kuliah Pakar Internasional Keperawatan, Prof Kyoko Sudo dari Jepang Jadi Narasumber

3 hari lalu

Institut Kesehatan Hermina Gelar Kuliah Pakar Internasional Keperawatan, Prof Kyoko Sudo dari Jepang Jadi Narasumber

Institut Kesehatan Hermina gelar kuliah pakar internasional soal inovasi digital dan sistem informasi kesehatan. Satu narasumber Prof Sudo dari Jepang

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

5 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

10 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

12 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

14 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

18 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

19 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

19 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

24 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya