Takut Tertinggal Tren, Seperti Apa Gejala FOMO?

Kamis, 7 Juli 2022 15:11 WIB

Ilustrasi remaja gaul. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Fear of Missing Out (FOMO) perasaan kecemasan karena takut tertinggal tren rentan berdampak buruk. Kondisi itu bisa berakibat memiliki perasaan rendah diri. Pada 2013, FOMO merujuk kecemasan atau gugup yang dialami seseorang ketika menyadari tidak mengikuti suatu acara sosial.

Belakangan, FOMO ditinjau pula sebagai permasalahan medis yang cenderung sering dialami generasi Z (kelahiran 1995-2014). Sekitar dua pertiga orang dengan rentang usia 18 tahun hingga 30 tahun mengaku mengalami FOMO, dikutip dari Australian Psychology Society National Stress and Wellbeing in Australia Survey. Kecemasan bermula dari media sosial

Gejala FOMO

Mengutip dari laman Shoreline Recovery Center, berikut sepuluh gejala FOMO.

1. Selalu berkata iya

Sulit sekali orang yang FOMO berkata tidak. Namun, jika cepat menyadari selalu berkata iya dalam kondisi apa pun membuat bisa dicegah agar FOMO tak berlanjut.

Advertising
Advertising

2. Merasa dikucilkan

Biasanya kondisi ini muncul ketika melihat postingan Facebook atau Instagram dari seorang teman yang sedang melakukan hal baru atau tren.

3. Gaya hidup ingin cepat berganti

Gaya hidup cepat seperti terus mengubah hobi untuk mengikuti tren juga menandakan gejala FOMO. Gaya hidup serba cepat diartikan pula sebagai seseorang yang tidak bergerak maju, tapi selalu terburu-buru untuk menyelesaikan aktivitas berikutnya.

4. Kepuasan hidup rendah

Mengutip publikasi ilmiah dalam PubMed Center, laporan penelitian para ahli medis menunjukkan, ada hubungan langsung antara kepuasan hidup yang rendah dan FOMO. Hubungan langsung antara keduanya itu kemungkinan besar timbul dari meningkatnya kehadiran dan penggunaan media sosial yang membagikan kehidupan sehari-hari setiap orang.

5. Aktivitas media sosial yang tinggi

Setiap hari aktivitas di media sosial semakin tinggi karena banyak orang yang tiada henti mengakses. Media sosial ruang untuk siapa saja mengetahui apa pun yang dilakukan orang lain setiap menit dalam sehari. Seseorang yang FOMO akan selalu diliputi kecemasan, jika melihat aktivitas orang lain di media sosial ketika mereka tidak melakukan hal yang sama (tak mengikuti tren).

6. Mengemudi sambil beraktivitas

Distracted driving tindakan mengemudi sambil beraktivitas lain yang mengalihkan perhatian pengemudi. Publikasi yang diterbitkan Elsevier, Computers and Human Behavior, menemukan ada hubungan yang kuat antara perhatian yang terganggu ketika menyetir dan FOMO. Aktivitas itu rentan berakibat mengancam nyawa.

7. Ingin menjadi pusat perhatian orang lain

Dorongan yang luar biasa atau sikap berlebihan untuk memiliki teman, kolega, atau rekan kerja juga berkemungkinan menandakan FOMO. Orang yang FOMO akan selalu menginginkan, dirinya harus menjadi pusat perhatian karena selalu mengikuti tren, sehingga ingin terus punya banyak teman.

8. Peduli dengan pendapat orang lain

Gejala FOMO juga menimbulkan kondisi selalu khawatir tentang apa pun yang dipikirkan orang lain. Hal yang paling sering menimbulkan kekhawatiran, antara lain pakaian, gaya rambut, rias, pekerjaan, dan gaya hidup secara keseluruhan.

9. Shiny object syndrome

Shiny object syndrome diartikan sebagai sindrom ketika seseorang yang berada dalam tren terbaru cepat mengikutinya dan segera meninggalkan. Tujuannya untuk melanjutkan tren terbaru berikutnya.

10. Kesehatan yang buruk

Seseorang yang FOMO sangat rentan mengalami masalah kesehatan seperti kurang tidur, stres, atau kelelahan.

Baca: FOMO Istilah yang Akrab di Kalangan Generasi Z dan Milenial, Apakah itu?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

45 menit lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

1 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

1 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

2 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

3 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

4 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya