Pakar Ungkap Kaitan Pandemi dan Mimpi Buruk

Reporter

Antara

Jumat, 29 Juli 2022 09:28 WIB

Ilustrasi teror mimpi buruk. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian soal mimpi bertajuk "Journal of Sleep Research" dari Institut Turner untuk otak dan kesehatan mental di Monash, Australia, menunjukkan pandemi mengubah pengalaman bermimpi 45 persen orang dalam survei tersebut.

"Banyak yang melaporkan mengalami lebih banyak mimpi dan mimpi buruk daripada biasanya pada tahap awal pandemi COVID-19. Mimpi-mimpi ini dijelaskan dalam definisi tinggi, lebih hidup dan berwarna dari biasanya, dengan peningkatan kejernihan visual tetapi sering kali memiliki perubahan yang aneh," kata peneliti utama, dosen, dan psikolog di institut tersebut, Dr. Melinda Jackson.

Ia mengatakan mimpi pandemi ini memiliki valensi atau nada yang lebih negatif dengan peserta melaporkan lebih banyak mimpi buruk, memimpikan skenario menakutkan atau mengancam, seperti perang dan bencana.

"Ada tema bertahan hidup yang nyata untuk mimpi pandemi," kata Hailey Meaklim, psikolog dan kandidat PhD yang memimpin studi dengan Jackson.

Hubungan antara kurang tidur dan mimpi
Tidak semua orang yang disurvei mengalami tingkat perubahan mimpi yang sama. Para peneliti menemukan orang yang mengalami kesulitan tidur dengan insomnia lebih mungkin melaporkan perubahan mimpi daripada yang terus tidur nyenyak selama pandemi. Secara khusus, orang yang mengalami insomnia selama pandemi memiliki proporsi perubahan mimpi tertinggi (55 persen) dibandingkan dengan yang memiliki insomnia sebelumnya (45 persen), atau yang tidur dengan baik (36 persen).

Advertising
Advertising

Para peneliti menggunakan analisis Linguistic Inquiry Word Count untuk membandingkan bahasa yang digunakan oleh partisipan untuk menggambarkan mimpi mereka. Peserta dengan insomnia menggunakan kata-kata negatif secara signifikan lebih untuk menggambarkan perubahan mimpi daripada orang-orang yang tidur nyenyak.

"Secara keseluruhan, penderita insomnia ketika akhirnya tertidur, memiliki mimpi yang lebih negatif dan menakutkan daripada yang tidur nyenyak," jelas Meaklim.

Mengapa pandemi menyebabkan perubahan dalam aktivitas mimpi? Pada saat stres ternyata normal untuk mengalami peningkatan aktivitas mimpi.

"Peningkatan dalam mimpi yang jelas dan mimpi buruk telah diamati setelah perang, bencana alam, dan serangan teroris seperti 9/11," kata Dr. Jackson.

Teori mimpi simulasi ancaman menyatakan selama peristiwa yang membuat stres, mimpi kita mengandung konten dan citra yang mengancam untuk mempersiapkan menghadapi situasi yang mengancam di kehidupan nyata. Peningkatan hormon stres di otak mungkin berperan kunci dalam perubahan aktivitas mimpi ini.

"Otak sebenarnya sangat aktif selama tidur gerakan mata cepat, tahap tidur di mana kita mengalami mimpi yang lebih aneh dan jelas. Daerah visuospasial otak menjadi superaktif, bersama dengan pusat emosi dan memori. Ini semua dapat meningkat pada saat stres dan kita bermimpi dan mimpi buruk yang lebih banyak," kata Meaklim.

Bagi kebanyakan orang, gejala insomnia dan mimpi buruk akan mereda setelah stres dan kecemasan awal pandemi. Tapi, jika orang masih kesulitan tidur, klinik dan bantuan kesehatan lainnya, seperti Healthy Sleep Clinic di Monash, bisa membantu.

"Ada pengobatan berbasis bukti yang baik untuk insomnia dan mimpi buruk, jadi kami mendorong orang untuk mencari bantuan jika mereka masih sulit tidur," imbau Jackson.

Baca juga: 4 Manfaat Mengendalikan Cerita dalam Mimpi Lucid Dream

Berita terkait

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

2 jam lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 jam lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

15 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

4 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

4 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

5 hari lalu

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

Penelitian selama 10 tahun menemukan empat tipe tidur pada lebih dari 3.000 orang. Apa saja dan pengaruhnya pada kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pilihan Makanan Pengaruhi Kualitas Tidur, Simak Saran Pakar

7 hari lalu

Pilihan Makanan Pengaruhi Kualitas Tidur, Simak Saran Pakar

Pilihan makanan adalah pertimbangan penting untuk memastikan kualitas tidur yang baik. ada yang bisa membantu tidur sementara lain merusaknya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

8 hari lalu

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.

Baca Selengkapnya