BAB Jongkok Perkecil Risiko Kanker Usus?

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 2 Agustus 2022 21:12 WIB

Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus bersumber di usus besar atau rektum. Kebanyakan orang yang didiagnosis berusia di atas 60 tahun. Banyak penelitian menemukan sembelit kronis merupakan faktor risiko utama untuk kanker usus.

Dilansir dari Times of India, ada bukti kebiasaan buang air besar (BAB) yang buruk atau tidak tepat juga dapat menyebabkan kanker usus. Penelitian itu juga menyebutkan posisi buang air besar dengan berjongkok lebih baik daripada duduk. Pasalnya, buang air besar posisi duduk lebih mungkin menyebabkan sembelit dan kanker usus. Sedangkan jongkok adalah posisi alami untuk buang air besar karena memungkinkan gravitasi melakukan sebagian besar pekerjaan.

Saat berjongkok, berat alami tubuh menekan ke lubang WC, jadi Anda tidak perlu mengejan. Jongkok memungkinkan katup ileokaekal antara usus kecil dan usus besar menutup sendiri secara alami. Selanjutnya puborektalis, otot yang menempel pada tulang kemaluan, bisa rileks lebih baik saat jongkok. Semua ini memungkinkan pergerakan usus yang lebih mudah tanpa banyak usaha.

Sedangkan posisi duduk sebenarnya mencegah katup ileokaekal menutup dengan benar, membuat lebih sulit mencapai tekanan usus internal yang tepat untuk buang air besar. Saat duduk di jamban, otot dasar panggul yang digunakan untuk mengontrol kandung kemih dan usus tetap mengerut. Ketika otot puborektalis tidak rileks, Anda berusaha melawannya untuk buang air besar sambil duduk.

Penyebab pasti kanker usus tidak diketahui tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko. Salah satu faktor tersebut adalah usia. Sembilan dari 10 orang dengan kanker usus berusia 60 tahun ke atas. Faktor risiko lain adalah makanan. Pola makan tinggi daging merah atau olahan dan rendah serat dapat meningkatkan risiko.

Advertising
Advertising

Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena kanker usus. Hal yang sama berlaku untuk orang yang tidak aktif secara fisik, minum alkohol, dan merokok. Riwayat keluarga kanker usus juga dapat menambah risiko.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan Anda memiliki usus yang sehat untuk menghindari sembelit. Makan makanan sehat seperti makanan rumahan, hindari makanan siap saji yang tinggi lemak dan makanan olahan. Sertakan buah dan sayuran kaya serat dalam pola makan harian dengan minum banyak air setiap hari.

Makan buah-buahan seperti kiwi dapat membantu memperlancar buang air besar secara teratur. Olahraga teratur juga dapat membantu merangsang waktu transit usus. Dalam beberapa penelitian sebelumnya para peneliti telah menemukan bukti pelari memiliki tumor lebih sedikit dibandingkan nonpelari.

Ketika kanker usus berkembang, perubahan gerakan usus adalah salah satu gejala pertama yang perlu diperhatikan. Menurut NHS UK, lebih dari 90 persen pasien kanker usus mengalami perubahan dalam gerakan usus. Perubahan kebiasaan buang air besar yang terus-menerus dapat mencakup buang air besar lebih sering dan kotoran juga bisa menjadi lebih berair.

Gejala lain bisa jadi darah terus-menerus di kotoran yang terjadi tanpa alasan yang jelas atau dikaitkan dengan perubahan kebiasaan buang air besar. Sakit perut bagian bawah yang terus-menerus, kembung atau ketidaknyamanan yang selalu disebabkan oleh makan juga bisa menjadi tanda kanker usus. Ini bisa disertai dengan hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan yang tidak disengaja secara signifikan.

Baca juga: Inilah 6 Penyebab Kentut Berbau Busuk

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

18 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya