Apa Itu Sindrom Munchausen dan Penyebabnya?

Kamis, 4 Agustus 2022 13:55 WIB

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom Munchausen gangguan mental yang menandakan perilaku orang yang sering pura-pura sakit. Mengutip WebMD, sindrom Munchausen gangguan psikologis yang ditandai perilaku mencari perhatian termasuk memalsukan gejala penyakit. Seseorang memilih untuk berpura-pura sakit untuk memicu rasa khawatir orang lain agar perhatian hanya terfokus kepada dirinya.

Apa itu sindrom Munchausen?

Munchausen nama yang diambil dari seorang aristokrat Jerman, yaitu Baron Von Munchausen. Ia dikenal acap kali menceritakan kisah hidupnya yang dibuat-buat tentang perilaku dan kebiasaan sehari-harinya.

Mengutip Verywell Mind, terdapat pula turunan dari sindrom Munchausen, yaitu Munchausen syndrome by proxy (MSP). MSP merupakan sindrom Munchausen yang memanfaatkan relasi kuasa, seperti anaknya. Seseorang yang mengalami MSP tidak termotivasi keinginan mendapat keuntungan materi apa pun.

Saat anaknya dibawa ke dokter atau penyedia layanan kesehatan lain, penyebab spesifik penyakit anak sering tak bisa ditentukan. Orang yang MSP, tampak sangat mencintai, peduli, dan sangat putus asa atas penyakit anaknya. Padahal, itu bukan penyakit yang serius. Orang MSP membesar-besarkan gejala anak dalam beberapa cara. Mungkin berbohong tentang gejala, mengubah tes, memalsukan catatan medis.

Penyebab sindrom Munchausen

Sindrom Munchausen sangat kompleks dan sulit untuk dipahami termasuk penyebabnya. Banyak orang yang menolak perawatan psikiatri atau psikologis. Mengutip National Health Service UK, peneliti pun berupaya untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab sindrom Munchausen

Advertising
Advertising

1. Trauma masa kanak-kanak

Sindrom Munchausen bisa disebabkan karena pengabaian dari orang tua atau trauma masa kanak-kanak lainnya. Akibatnya, anak mungkin memiliki masalah yang belum terselesaikan dengan orang tuanya yang menyebabkan berpura-pura sakit. Kondisi lain, misalnya memaksa menyakiti diri, selalu merasa menjadi pusat perhatian, menyerahkan tanggung jawab ke orang lain.

2. Gangguan kepribadian

Gangguan ini terjadi karena kondisi kesehatan mental yang menyebabkan pola pemikiran dan perilaku abnormal. Gangguan kepribadian yang terkait dengan sindrom Munchausen, antara lain antisosial, narsistik, gangguan kepribadian ambang.

Antisosial ketika seseorang menikmati ketika memanipulasi dan menipu untuk rasa kekuasaan dan kontrol dirinya. Gangguan kepribadian narsistik seseorang yang sering bimbang ketika melihat diri sebagai istimewa atau takut tidak berharga. Gangguan kepribadian ambang, seseorang yang berjuang untuk mengendalikan perasaan dan sering bimbang antara pandangan positif dan negatif orang lain.

Baca: Duck Syndrome, Mengapa Sindrom Ini Mengumpamakan Seperti Bebek Berenang?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

23 jam lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

1 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

1 hari lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

9 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

10 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

13 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

18 hari lalu

Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Trauma yang tersisa berisiko merusak hubungan dan bedampak pada kemampuan untuk memilih secara emosional seseorang dalam hidupnya.

Baca Selengkapnya

Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

36 hari lalu

Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.

Baca Selengkapnya

Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

37 hari lalu

Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

47 hari lalu

Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.

Baca Selengkapnya