Krisis Paruh Baya, Penyebab dan Cara Menghadapi

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 16 Agustus 2022 21:31 WIB

Ilustrasi wanita paruh baya. Freepik.com/Shurkin_son

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah bertahun-tahun lulus pendidikan, orang mulai berpikir tentang perubahan dalam hidup, seperti berbicara, bersikap, bertindak, maupun berinteraksi. Hal ini kemudian mengembangkan pandangan hidup yang mulai realistis dan krisis paruh baya, dan biasanya orang juga mulai merasa belum mencapai apa-apa.

Apa itu krisis paruh baya? Menurut Urbandictionary, orang biasanya mengalami krisis pada usia 20-an, saat perjalanan karir akan dimulai, sehingga pada fase ini orang memikirkan jalan yang akan dipilih sebagai tujuan hidup. Krisis di usia paruh baya adalah periode saat orang merasakan krisis emosional. Hal ini terjadi ketika harus membuat keputusan berupa pilihan hidup, biasanya terjadi pada anak muda usia 18-30 tahun.

Selain itu, krisis paruh baya dimulai dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri, seperti identitas diri dan juga pilihan karir kehidupan ke depan karena orang yang sedang mengalami krisis paruh baya akan merasa kehilangan identitas.

Bagaimana tandanya? Berikut ini tanda-tanda yang biasa dialami saat sedang berada dalam krisis paruh baya.

-Biasanya orang yang mengalami krisis paruh baya akan merasa bingung apa yang harus dilakukan untuk ke depannya. Selain itu, dia juga akan berusaha untuk mencari apa yang hilang dalam hidupnya.

Advertising
Advertising

-Merasa kesulitan mengambil keputusan. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dan pandangan hidup yang mulai realistis, berbeda dengan pandangan hidupnya semasa duduk di bangku pendidikan.

-Merasa kurang termotivasi.

-Merasakan ketegangan atau kebingungan memilih jalan hidup. Umumnya, pilihannya adalah tetap bertualang seperti sebelumnya atau justru menetap dan menjadi orang dewasa.

Apakah ada cara mengatasi krisis paruh baya? Meskipun krisis ini merupakan hal yang wajar dialami anak muda, ada juga cara untuk mengatasi krisis paruh baya, yaitu dengan berlaku produktif dan juga beberapa hal berikut:

Bersabar dengan proses diri. Pernah mendengar kata-kata semua orang punya tenggat waktunya masing-masing? Ini perlu dipahami oleh orang yang sedang dalam krisis paruh baya agar tidak gelisah dan menyalahkan diri sendiri secara terus menerus.

-Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kesuksesan orang lain tidak seharusnya dijadikan bahan untuk melukai diri dengan membandingkannya dengan diri sendiri. Jangka waktu dalam meraih kesuksesan semua orang tidak sama.

-Hidup di masa sekarang. Hal ini berarti masa lalu tidak perlu disesali karena tidak dapat diubah tapi masa depan masih bisa direncanakan.

-Jauhkan diri dari hal-hal negatif. Pergaulan beracun harus dihindari karena akan merugikan banyak hal.

-Bersyukur dengan pencapaian hari ini. Kadang kala, diri sendiri harus diapresiasi, bersyukur atas kerja keras dan pencapaian hari ini, jangan terus menerus menyalahkan diri. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan ketenangan batin.

Baca juga: 4 Cara Manajemen Krisis Paruh Baya, Jangan Meratapi Proses Penuaan

Berita terkait

Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

19 jam lalu

Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

Berikut tujuh sinyal pasangan adalah belahan jiwa, siapa tahu dia teman sendiri yang sudah sering menghabiskan waktu bersama.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

3 hari lalu

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

Berikut ciri-ciri yang bisa dikenali dari orang yang memiliki karakter sigma male.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

10 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

11 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

18 hari lalu

Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.

Baca Selengkapnya

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

37 hari lalu

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

37 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

38 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

45 hari lalu

Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

Selain faktor risiko yang bersifat fisik atau keturunan, masalah emosional juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya kanker ginjal.

Baca Selengkapnya