TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya, seseorang dapat dikatakan paruh baya saat berada di usia antara 40 dan 60 tahun. Di umur ini, orang rentan mengalami midlife crisis atau krisis paruh baya yang mampu menghilangkan kepercayaan dan identitas diri.
Secara umum, mengutip Healthline di laman healthline.com, orang yang memiliki krisis paruh baya dapat menunjukkan tanda-tanda berupa menurunnya kebahagiaan dan kepuasan hidup, kehilangan tujuan hidup, keraguan diri, frustrasi dengan perubahan peran dan tanggung jawab hidup, kebosanan dan ketidakpuasan dengan hubungan, karier, atau kehidupan secara umum.
Selain itu juga kekhawatiran tentang penampilan dan bagaimana orang lain memandang, pemikiran tentang kematian, makna hidup, dan konsep eksistensial lainnya, perubahan tingkat energi (dari kegelisahan yang meningkat hingga kelelahan yang tidak biasa), kurang motivasi atau minat dalam mengejar tujuan dan aktivitas yang biasa dinikmati, dan perubahan suasana hati (termasuk kemarahan, kesedihan dan perubahan hasrat seksual).
Manajemen Krisis Parih Baya
Agar tak berlarut-larut dalam krisis paruh baya, seseorang bisa coba dengan manajemen diri dengan empat metode berikut ini:
1. Jangan Meratapi
Johns Hopkins di laman hopkinsmedicine.org menyarankan agar seseorang yang mengalami midlife crisis tidak terus menerus meratapi kehidupan dan usia yang menua. Sebaiknya pergunakan waktu tua sebagai kesempatan untuk bersenang-senang dan menghadapi tantangan baru dalam hidup, contohnya sering berpergian atau menjadi relawan sosial.
2. Bagikan Perasaan
Berbicara pada orang yang dipercaya mengenai perasaan, harapan, rencana, maupun ketakutan-ketakutan saat menginjak usia paruh baya dapat mengurangi beban pikiran dan risiko terkena depresi. Selain berbicara, berdasar penelitian, menulis dalam blog maupun jurnal juga mampu melepaskan perasaan dan meminimalkan risiko depresi.
3. Normalisasi Usia Tua
Menormalisasi atau memahami fenomena perubahan fisik dan aktivitas hidup akan dialami semua orang di usia tua. Greater Good Megazine di situs greatergood.berkeley.edu menegaskan, agar seseorang tidak perlu merasa menyesal, dan menyalahkan diri sendiri atas perunahan-perubahan hidup ketika menginjak usia tua. Iklaskan hal-hal yang telah berlalu, dan buatlah rencana-rencana menyenangkan untuk menghabiskan waktu.
4. Lakukan Pengobatan
Apabila midlife crisis yang dialami tidak dapat diatasi dengan manajemen dari diri sendiri, Acenda Integrated Health dalam situs acendahealth.org menyarankan segera cari pengobatan profesional. Sebab, krisis paruh baya yang berlarut-larut dapat membuat penderitanya frustasi, kebingungan, ganggun emosional, bahkan depresi. Beberapa pilihan pengobatan profesional krisis paruh baya termasuk menemui dokter terapis, menemui psikolog, atau mengikuti sesi konseling pasangan.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: 8 Tanda Krisis Paruh Baya dan Cara Mengatasinya Menurut Ahli
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.