Tak Hanya Covid-19, Ini 7 Penyebab Lain Munculnya Kabut Otak

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 25 Agustus 2022 11:00 WIB

Ilustrasi depresi. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta -Kabut otak atau brain fog, merupakan sebuah kondisi yang membuat penggunanya sulit memusatkan perhatian atau menuangkan pikiran ke dalam kata-kata. Tak hanya karena efek samping Covid-19, masalah ini juga bisa disebabkan oleh beberapa hal.

Terjadinya Kabut Otak

Kabut otak bisa terjadi ketika respon sistem kekebalan tubuh memicu peradangan di otak. Ketika peradangan ini terjadi, maka bisa menyebabkan penyumbatan sementara dalam memproses informasi. Berikut beberapa penyebab kabut otak seperti dilansir dari Web MD.

1. Hamil

Banyak wanita merasa sulit untuk mengingat hal-hal selama kehamilan. Hal ini karena tubuh akan melepaskan bahan kimia untuk melindungi dan memberi makan bayi, sehingga dapat menyebabkan masalah ingatan.

2. Sklerosis Ganda

Penyakit ini mempengaruhi sistem saraf pusat dan dapat mengubah cara otak "berbicara" ke seluruh tubuh. Sekitar setengah orang yang memiliki penyakit ini memiliki masalah dengan memori, perhatian, perencanaan, atau bahasa.

Advertising
Advertising

3. Obat

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan kabut otak. Jika seseorang minum obat dan menyadari bahwa pemikirannya tidak sejelas yang seharusnya atau tiba-tiba tidak dapat mengingat sesuatu, segeralah hubungi dokter. Hal ini karena beberapa bahan kimia baik alami maupun buatan juga dapat menyebabkan kabut otak.

4. Kemoterapi

Kemoterapi atau pengobatan untuk kanker yang menggunakan obat kuat dapat menyebabkan "otak kemo." Hal ini akan membuat penderitanya kesulitan mengingat hal detail seperti nama atau tanggal, atau membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan sesuatu.

5. Depresi

Seseorang yang mengalami depresi mungkin tidak mengingat hal-hal dengan baik atau tidak dapat memikirkan masalah dengan mudah. Sulit untuk mengetahui apakah ini terkait dengan hilangnya energi dan motivasi yang menyertai depresi, atau apakah depresi memengaruhi otak dengan cara yang menyebabkan kabut.

6. Tidur tidak cukup atau berlebihan

Tubuh perlu tidur untuk membantu otak bekerja sebagaimana mestinya. Namun tidur secara berlebihan juga dapat membuat otak berkabut. Tidurlah selama 7 sampai 9 jam serta hindari kafein dan alkohol setelah makan siang atau tepat sebelum tidur untuk menjaga otak tetap sehat.

7. Lupus

Penyakit jangka panjang ini menyebabkan sistem kekebalan menyerang tubuh, dan gejalanya bisa berbeda dalam kasus yang berbeda. Sekitar setengah dari penderita lupus memiliki masalah dengan ingatan, kebingungan, atau kesulitan berkonsentrasi.

Untuk mendiagnosa kondisi ini, dokter akan melakukan beberapa tes. Hal ini karena kemungkinan kabut otak menandakan masalah mendasar. Jadi, mengutip dari laman Healthline, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya mengenai kesehatan mental, diet, tingkat aktivitas fisik, atau obat yang sedang dikonsumsi.

WINDA OKTAVIA
Baca juga : Mengenal Kabut Otak, Salah Satu Efek Samping Terkena Covid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

10 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

13 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

15 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya