Mengenal OCD, Gejala dan Pengobatan

Reporter

Bisnis.com

Senin, 29 Agustus 2022 20:06 WIB

Ilustrasi cemas. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Di antara berbagai masalah kesehatan mental yang sering menjadi perhatian adalah obsessive-compulsive disorder (OCD). Apa sebenarnya OCD ini?

OCD adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang umum di mana orang memiliki pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Orang yang mengidap OCD akan merasakan sensasi yang tidak diinginkan secara berulang (obsesi) atau dorongan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif). OCD dapat menyerang pria, wanita, dan anak-anak.

Sebagian orang mengalami gejala awal gangguan mental ini pada saat memasuki masa pubertas. Tetapi, biasanya dimulai pada awal masa dewasa. Penyakit ini bukan tentang kebiasaan seperti menggigit kuku atau berpikiran negatif melainkan pikiran obsesif yang mungkin bahwa angka atau warna tertentu dinilai baik atau buruk secara obsesif.

Contoh lain adalah kebiasaan kompulsif seperti mencuci tangan tujuh kali setelah menyentuh sesuatu yang mungkin kotor. Meskipun mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukan hal ini, pengidap penyakit ini merasa tidak mampu berhenti.

Jenis dan gejala OCD
OCD menyerang dalam berbagai bentuk tetapi kebanyakan kasus jatuh ke dalam setidaknya satu dari empat kategori umum berikut.

Advertising
Advertising

Memeriksa
Yakni kegelisahan memikirkan hal-hal seperti kunci, sistem alarm, oven, atau saklar lampu, atau mengira Anda memiliki kondisi medis seperti kehamilan atau skizofrenia.

Kontaminasi
Ketakutan akan hal-hal yang mungkin kotor atau dorongan untuk membersihkan. Kontaminasi mental melibatkan perasaan seperti Anda telah diperlakukan seperti kotoran.

Simetri dan keteraturan
Kegelisahan terkait kebutuhan untuk mengatur sesuatu dengan cara tertentu secara obsesif dan kompulsif.

Perenungan dan pikiran yang mengganggu
Yakni obsesi dengan garis pemikiran. Beberapa dari pikiran ini mungkin keras atau mengganggu.

Para ahli medis termasuk dokter tidak memiliki alasan yang pasti terkait alasan orang menderita OCD. Stres dapat memperburuk gejala. Namun, umumnya faktor risiko yang disinyalir dapat memantik kondisi OCD meliputi:

Riwayat keluarga
Anda lebih mungkin mengembangkan OCD jika anggota keluarga memilikinya, mungkin karena keturunan.

Terdapat perbedaan di otak
Beberapa orang dengan OCD memiliki area aktivitas tinggi yang tidak biasa di otak atau kurang hormon serotonin.

Peristiwa kehidupan
OCD mungkin lebih sering terjadi pada orang yang telah diganggu, dilecehkan, atau diabaikan dan kadang-kadang dimulai setelah peristiwa penting dalam hidup, seperti melahirkan atau berkabung.

Kepribadian
Rapi, teliti, metodis, orang dengan standar pribadi yang tinggi lebih mungkin mengembangkan OCD, juga orang yang umumnya cukup cemas atau memiliki tanggung jawab yang sangat kuat untuk diri sendiri dan orang lain.

Terkadang, orang mungkin mengalami OCD setelah infeksi streptokokus. Ini disebut gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus atau PANDAS.

Perawatan
Ada beberapa perawatan efektif untuk OCD yang dapat membantu mengurangi dampaknya pada hidup. Perawatan utama adalah:

Terapi psikologis
Biasanya terapi perilaku kognitif (CBT), yang membantu menghadapi ketakutan dan pikiran obsesif tanpa memperbaikinya melalui kompulsi.

Obat
Biasanya sejenis obat antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), yang dapat membantu dengan mengubah keseimbangan bahan kimia di otak.

CBT biasanya akan memiliki efek yang cukup cepat. Diperlukan beberapa bulan sebelum melihat efek pengobatan dengan SSRI tetapi kebanyakan orang pada akhirnya akan mendapat manfaatnya. Jika perawatan ini tidak membantu, pasien mungkin akan direkomendasikan untuk mengonsumsi SSRI alternatif atau diberikan kombinasi SSRI dan CBT.

Baca juga: Obsessive Compulsive Disorder, Mengulangi Tindakan untuk Mengurangi Kecemasan

Berita terkait

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

2 jam lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

15 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

6 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

9 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

10 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

13 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

13 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya