Cikungunya, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Bram Setiawan

Sabtu, 10 September 2022 10:28 WIB

Tak Mudah Taklukkan Aedes Aegypti

TEMPO.CO, Jakarta - Cikungunya penyakit tersebab virus yang dibawa nyamuk. Wabah pertama kali chikungunya di selatan Tanzania pada 1952, dikutip dari situs web Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Virus RNA termasuk dalam genus alphavirus dari famili Togaviridae .

Nama cikungunya berasal dari kata dalam bahasa Kimakonde, yang berarti menjadi berkerut, menggambarkan penampilan bungkuk orang yang mengalami nyeri sendi. Mengutip Everyday Health, cikungunya penyakit virus yang ditularkan nyamuk ke manusia oleh nyamuk yang terinfeksi ditandai demam mendadak dan nyeri sendi yang parah hingga melemahkan.

Penyebab cikungunya

Orang yang terinfeksi tidak bisa menularkan virus secara langsung ke orang lain. Penyakit ini menyebar ketika nyamuk menghisap darah seseorang yang terinfeksi virus dan menyebarkannya ke orang lain melalui sengatannya. Virus chikungunya paling sering ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Diagnosis cikungunya

Advertising
Advertising

Beberapa metode digunakan untuk diagnosis infeksi virus cikungunya. Tes serologis, seperti enzyme-linked immunosorbent assays (ELISA) untuk memeriksa keberadaan antibodi IgM dan IgG. Antibodi virus cikungunya biasanya berkembang menjelang akhir pekan gejala. Tingkat antibodi IgM tertinggi tiga sampai lima pekan setelah timbulnya penyakit.

Virus langsung terdeteksi dalam darah selama beberapa hari pertama infeksi. Sampel yang dikumpulkan selama pekan pertama sakit diuji dengan metode serologis dan virologis. Tes darah juga mencari virus serupa seperti demam berdarah yang memiliki gejala serupa. Hasil tes biasanya tersedia 4 sampai 14 hari setelah spesimen diterima laboratorium.

Gejala cikungunya

Merujuk Centers for Disease Control and Prevention tanda pertama chikungunya biasanya demam, kemudian ruam. Setelah sengatan nyamuk yang terinfeksi timbul penyakit biasanya terjadi empat sampai delapan hari kemudian, tapi kisaran bisa 2 hari sampai 12 hari.

1. Gejala paling umum demam dan nyeri sendi.

2. Gejala lain termasuk sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam.

3. Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam waktu satu pekan. Namun, nyeri sendi bisa parah bertahan selama berbulan-bulan.

Baca: Kemenkes Duga Delapan Warga Cilandak Terkena Cikungunya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

2 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

5 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

5 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

6 hari lalu

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

7 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

15 hari lalu

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

19 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

26 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

27 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya