Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

image-gnews
Flu Singapura.
Flu Singapura.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi penularan penyakit HFMD atau penyakit tangan kaki mulut adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus, selama arus mudik Lebaran 2024. Sebab, penyakit ini dapat menular dengan cepat, meskipun jarang menyebabkan sakit berat.

“Pergerakan manusia selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama di kalangan bayi dan balita,” kata Juru Bicara Kemenkes, Dr. M Syahril, pada 8 April 2024.

Menurut kemkes.go.id, kasus HFMD atau dikenal dengan flu Singapura sampai pekan ke-13 2024 terjadi sebanyak 6.500 kasus. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak dan beberapa lainnya dialami orang dewasa. Kasus HFMD banyak terjadi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat 2.119 kasus, Banten 1.171 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta 561 kasus, dan Jawa Tengah 464 kasus.

“Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura,” lanjut Syahril.

Gejala Flu SIngapura (HFMD)

HFMD adalah infeksi virus ringan dan menular yang biasanya terjadi pada anak kecil. Penyakit ini dapat dikenali dengan beberapa atau seluruh gejala berikut ini, yaitu:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Lesi atau cedera terasa nyeri, seperti lepuh di lidah, gusi, bagian dalam pipi
  • Ruam di telapak tangan, telapak kaki, dan bokong. Meskipun tidak gatal, tetapi ruam terkadang melepuh
  • Rewel pada bayi dan balita
  • Kehilangan selera makan

Biasanya, lama waktu dari infeksi awal hingga gejala muncul (masa inkubasi) terjadi selama 3-6 hari. Anak-anak akan memunculkan gejala demam dan sakit tenggorokan yang disertai dengan kehilangan nafsu makan dan tidak enak badan. Lalu, satu atau dua hari kemudian, luka yang menyakitkan timbul di bagian depan mulut atau tenggorokan. 

Penyebab HFMD

Menurut mayoclinic.org, HFMD paling umum terjadi karena infeksi virus coxsackievirus 16 yang termasuk dalam kelompok enterovirus nonpolio. Sebagian besar orang tertular infeksi coxsackievirus sehingga mengalami HFMD melalui mulut. Penyakit ini menyebar melalui kontak antara satu sama lain dengan orang yang terinfeksi. Penularan tersebut datang melalui beberapa hal berikut, yaitu:

  • Sekresi hidung atau keluar cairan dari tenggorokan
  • Air liur
  • Cairan dari lecet
  • Tetesan pernapasan disemprotkan ke udara setelah batuk atau bersin

Secara umum, HFMD banyak menyerang anak-anak yang berada di tempat penitipan anak. Sebab, anak yang berada di tempat penitipan kerap mengganti popok dan menggunakan toilet. Bahkan, anak juga kerap memasukkan tangan ke dalam mulut. Anak di tempat penitipan ini rentan karena infeksi yang menyebar melalui kontak orang ke orang. Sementara itu, beberapa orang dewasa dapat menularkan virus tanpa menunjukkan gejala penyakit lain.

Selain penyebab tersebut, HFMD juga memiliki faktor risiko yang membuat seseorang memiliki potensi terserang lebih tinggi. Faktor risiko HFMD adalah usia. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia 5-7 tahun. Meskipun lebih sering menyerang anak-anak, tetapi penyakit ini dapat menyerang siapa saja, termasuk remaja dan dewasa. 

Pilihan Editor: Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

7 jam lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.


Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

1 hari lalu

Ilustrasi lupus. Shutterstock
Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

7 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

8 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.


Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

11 hari lalu

Flu Singapura.
Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

Pakar kesehatan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Ini yang perlu dilakukan.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

12 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

15 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

15 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.