Pencegahan Cikungunya, Apa Saja Caranya?

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Bram Setiawan

Sabtu, 10 September 2022 15:51 WIB

Tak Mudah Taklukkan Aedes Aegypti

TEMPO.CO, Jakarta - Cikungunya penyakit tersebab virus yang dibawa nyamuk. Wabah pertama kali chikungunya di selatan Tanzania pada 1952, dikutip dari situs web Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Virus RNA termasuk dalam genus alphavirus dari famili Togaviridae .

Nama cikungunya berasal dari kata dalam bahasa Kimakonde, yang berarti menjadi berkerut, menggambarkan penampilan bungkuk orang yang mengalami nyeri sendi. Mengutip Everyday Health, cikungunya infeksi virus yang ditularkan nyamuk ke manusia ditandai demam mendadak dan nyeri sendi yang parah hingga melemahkan.

Pencegahan cikungunya

Kedekatan tempat perkembangbiakan nyamuk dengan tempat tinggal manusia faktor risiko yang signifikan untuk chikungunya dan penyakit ditularkan spesies nyamuk Aedes Aegypti.

Advertising
Advertising

Pencegahan dan pengendalian sangat bergantung pengurangan jumlah habitat wadah berisi air yang menjadi perkembangbiakan nyamuk. Ini membutuhkan peran aktif masyarakat untuk mengosongkan dan membersihkan wadah yang berisi air setiap pekan untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk. Selama wabah, insektisida bisa disemprotkan untuk membasmi nyamuk dewasa.

Tindakan pencegahan dasar harus dilakukan orang-orang yang bepergian ke daerah berisiko termasuk penggunaan krim anti nyamuk, mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang. Kamar pun dilengkapi tirai untuk mencegah nyamuk masuk.

Gejala cikungunya

Orang yang terinfeksi tidak bisa menularkan virus secara langsung. Penyakit ini menyebar ketika nyamuk mengisap darah seseorang yang terinfeksi virus dan menyebarkannya ke orang lain melalui sengatannya. Virus chikungunya paling sering ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Merujuk Centers for Disease Control and Prevention tanda pertama chikungunya biasanya demam, kemudian ruam. Setelah sengatan nyamuk yang terinfeksi timbul penyakit biasanya terjadi empat sampai delapan hari kemudian, tapi kisaran bisa 2 hari sampai 12 hari.

1. Gejala paling umum demam dan nyeri sendi.

2. Gejala lain termasuk sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam.

3. Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam waktu satu pekan. Namun, nyeri sendi bisa parah bertahan selama berbulan-bulan.

Baca: Cikungunya, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

3 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

4 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

8 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

11 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

12 hari lalu

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

13 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya