Pewarna Alami hingga Sintetis untuk Batik

Rabu, 21 September 2022 21:31 WIB

Ilustrasi Kunyit. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai warisan budaya, batik telah menjelma menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Batik merupakan salah satu pakaian andalan yang sering digunakan untuk acara resmi. Di balik keberagaman corak dan warna, batik memiliki beragam bahan pewarna yang digunakan di baliknya.

Dikutip dari laman Info Batik, sehelai batik terdiri dari bermacam-macam elemen, seperti corak, ketebalan kain, kehalusan kain, dan warna. Warna batik umumnya diperoleh dari warna alami dan warna sintetis.

Pewarna alami didapat dari berbagai macam tumbuhan atau makhluk hidup di alam. Berikut beberapa tanaman alami untuk pewarna batik:

  1. Kunyit

Kunyit adalah bumbu dapur yang telah dikenal sebagai pewarna kuning pada batik. Biasanya, bagian kunyit yang digunakan untuk pembuatan batik adalah rimpang dan umbi akarnya. Selain sebagai pewarna, kunyit dapat digunakan untuk memasak dan obat yang memiliki khasiat bagi tubuh.

  1. Indigofera

Indigofera adalah tanaman perdu. Tanaman ini dapat menghasilkan warna biru. Mengutip dari laman IPB University, indigofera juga biasa dikenal dengan indigo yang merupakan tanaman relatif baru dikembangkan di Indonesia.

  1. Kulit Buah Jalawe
Advertising
Advertising

Kulit buah Jalawe sangat populer sebagai pewarna cokelat kehijauan pada batik yang sering digunakan pada batik dari Jawa bagian tengah, khususnya daerah Klaten dan Jogja. Terminalia Bellrica ini juga dapat digunakan sebagai jamu tradisional.

  1. Buah Kelapa

Kelapa atau Cocos Nucifera adalah tanaman yang dapat dijumpai di daerah tropis seperti Indonesia yang dapat digunakan sebagai warna krem kecokelatan pada batik. <!--more-->

Ilustrasi pria mengenakan batik dan sepatu keds. Zalora.com

Akan halnya warna-warna sintetis batik berasal dari bahan ini:

  1. Napthol

Zat pewarna ini paling terkenal dalam pembuatan batik. Sifatnya yang tidak mudah larut dalam air memudahkan pewarnaan batik.

Teknik pencelupan napthol dapat dibagi menjadi dua cara. Pertama, pencelupan napthol yang dapat menghasilkan warna apapun. Pada pencelupan ini, napthol yang biasa dipakai adalah napthol AS, napthol AS-G, napthol AS-OL, dan lain-lain. Kedua adalah membangkitkan warna dengan garam diazonium. Garam yang biasa digunakan adalah garam biru C, garam biru BB, garam merah B, dan lain-lain.

  1. Indigosol

Zat ini lazim digunakan karena tahan luntur dan sifatnya yang rata dan cerah. Kelebihan lainnya adalah murah dan mudah didapat.

  1. Remasol

Remasol adalah pewarna sintetis yang digunakan untuk teknik mencolet pada batik. Zat ini juga tahan luntur dan memiliki daya afinitas yang rendah dan larut dalam air.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca juga: Berhenti Cuci Batik dengan Detergen Bila Tak Ingin Warnanya Pudar



Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Desa Ibru, Pemenang Desa BRILian yang Inovatif Manfaatkan Kunyit

26 hari lalu

Desa Ibru, Pemenang Desa BRILian yang Inovatif Manfaatkan Kunyit

Produk kunyit Desa Ibru sudah diekspor ke Turki dan Malaysia. Capaian lainnya yakni meraih penghargaan sebagai Desa Inovatif dan Digitalisasi Terbaik.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Kelapa Muda dengan Kelapa Hijau yang Perlu Diketahui

41 hari lalu

Perbedaan Kelapa Muda dengan Kelapa Hijau yang Perlu Diketahui

Pedagang atau penjual umumnya menawarkan dua jenis kelapa, yakni kelapa hijau atau kelapa muda. Apa perbedaan di antara keduanya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Pewarna Makanan bagi Kesehatan, Alergi sampai Kanker

41 hari lalu

Bahaya Pewarna Makanan bagi Kesehatan, Alergi sampai Kanker

Masyarakat disarankan untuk menghindari pewarna makanan untuk mencegah risiko kesehatan seperti reaksi alergi atau bahkan kanker.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya