TEMPO.CO, Jakarta - Standar Nasional Indonesia mendefinisikan batik sebagai kerajinan tangan hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna. Alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.
Pewarnaan pada batik bisa menggunakan pewarna sintetik atau alami. Pewarna sintetik dapat membuat batik menjadi lebih cerah dan tajam, sedangkan pewarna alami menghasilkan batik dengan warna yang lembut dan khas. Kualitas warna pada batik harus dijaga dengan perawatan khusus.
Proses pencucian kain batik tidak boleh dilakukan sembarangan. Pasalnya, warna pada kain batik akan memudar bila dicuci dengan tidak benar.
Pendiri Griya Peni dan penggagas komunitas “mbatik yuuk”, Indra Tjahjani mengatakan untuk mencegah pudarnya warna pada kain batik, proses pencucian kain batik dapat menggunakan sabun alami. Sabun diperoleh dari bahan alami yaitu buah lerak.
Pada zaman dahulu buah ini digunakan sebagai bahan cuci, meskipun zaman sudah berkembang dan jenis detergen mulai beraneka macam namun detergen tidak dianjurkan saat pencucian karena dapat merusak kain batik.
Ilustrasi baju batik. Shutterstock
Buah lerak berbentuk bulat berwarna coklat kehitaman, dengan kulit yang keras. Tapi kulitnya bisa lembut jika direndam dengan air. Bila dikocok, lerak akan menimbulkan busa.
Mengutip dari jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik yang berjudul Efektivitas Sabun Alami Terhadap Warna Batik, dijelaskan bahwa buah lerak mengandung zat Saponin yang dapat berfungsi sebagai sabun alami karena menghasilkan glikosid yang dapat berbuih dengan indeks busa yang tinggi apabila diguncang.
Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan bahwa tak hanya lerak yang dapat digunakan sebagai sabun alami batik. Tanaman mangrove juga bisa digunakan untuk sabun alami karena mangrove kaya senyawa steroid, saponin, flavonoid dan tanin.
Senyawa saponin dari tumbuhan adalah glikosida dari triterpen dan steroid, yang larut dalam air dan mampu membentuk buih sabun bila dikocok di air.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca juga: Promosi Budaya, KBRI Manila Bikin Workshop Membatik dengan Teknik Gutta Tamarind