Siapa pun Bisa Terserang Demensia, Tak Hanya Lansia

Reporter

Antara

Senin, 3 Oktober 2022 11:00 WIB

ilustrasi demensia (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Siapapun bisa terserang demensia atau pikun. Spesialis saraf dr. Pukovisa Prawiroharjo mengatakan pikun tidak hanya menyerang lansia tetapi bisa juga yang masih berusia muda.

"Biasanya terjadi akibat trauma otak setelah kecelakaan, penggunaan NAPZA, atau akibat HIV," ujar staf pengajar di Departemen Neurologi FKUI-RSCM itu.

Pukovisa menuturkan orang-orang dapat menanggulangi pikun. Salah satunya dengan mengenali tanda dan gejala LALILULELO yang merupakan akronim dari Labil (sering labil emosi atau pendiriannya), Linglung, Lupa, Lemot, dan Logika menurun.

Selain itu, menanggulangi pikun juga bisa dengan menerapkan formula 4-4-2 untuk menganalogikan persyaratan otak tetap sehat. Formula ini antara lain bebas empat pengganggu otak, yakni zat neurotoksik dan adiktif, penyakit karidovaskular, neurotoksik, pengalaman yang merusak otak, serta penyakit otak.

Kemudian empat bahan baku optimal yang dapat menjaga kesehatan otak yakni nutrisi, istirahat yang cukup, olahraga dan aktivitas seni, serta koleksi memori yang bernilai, misalnya memilih memori atau pembelajaran sesuai prioritas untuk pengembangan diri. Terakhir, dua karakter mulia berupa kecerdasan dan kreativitas.

Advertising
Advertising

Deteksi dini demensia
Di sisi lain, dia juga menyarankan melakukan deteksi dini demensia dan tak termakan hoaks. Menurutnya, sekitar 20-30 persen demensia memiliki hubungan dengan genetik sehingga khususnya orang dengan riwayat keluarga demensia perlu melakukan deteksi dini.

Pukovisa menyebut faktor risiko demensia antara lain kurangnya aktivitas dan olahraga, makanan tidak bernutrisi, mengonsumsi alkohol dan rokok, dan minum obat tidur yang berkepanjangan. Faktor risiko lain yakni memiliki masalah medis yang sudah ada sebelumnya, misalnya pernah mengalami kecelakaan, penyakit gula darah, kolesterol, dan tekanan darah tinggi.

Pukovisa berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan lupa serta aktif melakukan deteksi dini keluhan lupa karena dapat ditangani oleh ahlinya. Semakin cepat terdeteksi maka akan semakin baik.

Baca juga: Demensia Vaskular, Jenis Demensia Paling Umum Kedua Setelah Azheimer

Berita terkait

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

17 jam lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

4 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

4 hari lalu

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.

Baca Selengkapnya

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

4 hari lalu

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

6 hari lalu

Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.

Baca Selengkapnya

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

9 hari lalu

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

10 hari lalu

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.

Baca Selengkapnya

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

11 hari lalu

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.

Baca Selengkapnya

Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

25 hari lalu

Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.

Baca Selengkapnya