Sakit Kepala Berkepanjangan, Awas Gejala Meningitis

Reporter

Antara

Senin, 3 Oktober 2022 17:26 WIB

Ilustrasi wanita sakit kepala meningitis. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Meningitis merupakan kondisi infeksi otak yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit. Spesialis saraf Adisresti Diwyacitta berpesan untuk mewaspadai gejala meningitis. Contohnya sakit kepala disertai demam yang tidak kunjung membaik dan pasien harus segera memeriksakan diri ke dokter.

“Kalau misalnya ada yang merasa mengeluhkan nyeri kepala tidak sembuh-sembuh atau semakin berat disertai demam, jangan sepelekan. Baiknya segera berobat ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut,” kata dokter di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono itu, saat diskusi daring bertema "Mengenal Infeksi Otak" di Jakarta, Senin, 3 Oktober 2022.

Adisresti mengatakan gejala awal meningitis mirip dengan flu sehingga cukup sulit untuk dibedakan apabila pasien tidak datang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Umumnya pasien yang datang ke faskes sering mengeluhkan sakit kepala dan demam. Jika keluhan tersebut tak kunjung sembuh setelah berobat ke faskes tingkat pertama, Adisresti menganjurkan pasien melakukan pemeriksaan di faskes tingkat lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

“Mungkin sulit (dibedakan) karena paling sering adalah demam dan sakit kepala. Mungkin kalau flu harusnya minum obat atau berobat ke klinik, sembuh dalam beberapa hari. Tapi ini dengan minum obat dari klinik, tidak sembuh-sembuh,” jelasnya.

Ia mengatakan selain sakit kepada dan demam, gejala meningitis lain yang mungkin dialami pasien juga dapat berupa kaku kuduk atau kekakuan pada leher, penurunan kesadaran, kejang, mual atau muntah, hingga yang lebih parah dapat menimbulkan lemahnya bagian tubuh pada satu sisi. Ia menjelaskan sejumlah pemeriksaan perlu dijalani pasien di faskes tingkat lanjut untuk menegakkan diagnosis, seperti pemeriksaan riwayat kesehatan, CT scan, MRI, dan yang tak kalah penting lumbal pungsi atau tindakan untuk mengambil sampel cairan otak dari tulang belakang.

Advertising
Advertising

“Cairan itu kami periksakan ke laboratorium. (Lumbal pungsi) salah satu yang membantu kami menegakkan diagnosis, apakah ini infeksi otak atau bukan, hanya bisa dilakukan rumah sakit besar,” katanya.

Membahayakan nyawa
Adisresti menegaskan meningitis harus diwaspadai karena dapat membahayakan nyawa bila tidak tertangani dengan baik. Penanganan meningitis dapat bervariasi, tergantung penyebabnya. Jika disebabkan oleh TBC, ia mengatakan dokter akan memberi obat TBC. Hanya saja durasi konsumsi menjadi lebih lama hingga minimal satu tahun.

Jika meningitis disebabkan bakteri, maka obat yang diberikan berupa antibiotik. Bila disebabkan jamur, maka pengobatan dapat berupa obat antijamur. Dalam kasus yang cukup berat, maka pasien akan dirawat inap sementara obat akan diberikan melalui infus.

Dalam kasus tertentu pula, seperti pembengkakan di area jaringan otak, tindakan operasi dapat dimungkinkan apabila memang diperlukan. Ia mengatakan pasien bisa sepenuhnya sembuh atau dapat beraktivitas normal lagi apabila meningitis dalam derajat ringan serta mendapat penanganan sedini mungkin dan tepat.

“Tapi ada pasien datang dengan klinis sudah berat. Mungkin itu juga kalau pun sembuh akan menimbulkan gejala sisa, misalnya lemas di satu sisi yang akan mengganggu mobilitas pasien nantinya,” papar Adisresti.

Baca juga: Dokter Ungkap Cara Cegah Meningitis

Berita terkait

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

2 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

3 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

4 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

7 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

10 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

10 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

10 hari lalu

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.

Baca Selengkapnya

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

11 hari lalu

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

11 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

12 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya