Tak Cuma Fisik, Waspadai Dampak Psikologis Akibat Menopause

Reporter

Antara

Rabu, 19 Oktober 2022 15:52 WIB

Ilustrasi menopause. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menopause adalah fase berhenti menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas sel-sel telur yang sudah tidak dihasilkan lagi di ovarium. Banyaknya mitos di masyarakat terkait menopause, seperti dapat menyebabkan depresi, kulit keriput, dan kehidupan seks berakhir menimbulkan ketakutan sehingga menyebabkan konsekuensi psikologis bagi wanita.

Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ(K), menjelaskan alasan menopause dapat mempengaruhi, bahkan mengganggu fungsi kognitif dan mental. Salah satunya dipengaruhi penurunan hormon estrogen.

Estrogen berperan dalam mediasi neurotransmitter di korteks prefrontal yang berperan dalam fungsi eksekutif dengan mengatur pembentukan saraf dan melindungi saraf dari kerusakan dan kematian sel. Hormon ini juga berperan dalam regulasi fungsi mitokondria dalam sintesis ATP, yaitu bentuk energi yang dibutuhkan sel.

Ia mengatakan penurunan kadar estrogen mengganggu pembentukan energi otak akibat disfungsi mitokondria yang diikuti penurunan metabolisme otak, deposisi beta amiloid, hilangnya sinaps neuron di otak, dan kemudian menyebabkan penurunan fungsi kognitif hingga demensia. Jika kondisi ini tidak terdeteksi, ditambah stres, maka dapat menimbulkan kerusakan saraf lebih besar. Bila dibiarkan maka bisa berisiko menyebabkandemensia vaskular atau demensia akibat perubahan hormonal, ditambah stres yang tinggi.

"Buruan dibawa ke tenaga profesional. Kalau sudah terjadi demensia, kita sudah tidak bisa pulihkan lagi. Tetapi kalau baru gejala-gejala awal, kita bisa pulihkan," ujar Natalia.

Advertising
Advertising

Dampak psikologis
Sementara dampak psikologis akibat menopause yang juga akibat perubahan hormonal, salah satunya estrogen, bisa berupa rasa tidak nyaman, kesepian, bisa karena bagian dari depresi atau karena dia menarik diri. Selain itu, ada kemungkinan orang sudah sejak awal tak memiliki dukungan sosial yang baik, misalnya karena sifat pemalu atau kepercayaan diri rendah sehingga memperkuat potensi kerentanan mengalami gangguan mental lebih besar.

"Kondisi ini bisa diperberat dengan cara pandang yang negatif terhadap diri dan pemicu stres di lingkungan sehingga menyebabkan orang mengalami gangguan mood menetap," papar Natalia.

Stres yang tinggi dapat merusak otak karena banyaknya radikal bebas yang dilepaskan dan wujudnya dapat kecemasan, depresi. Di saat yang sama, orang juga merespons perubahan secara negatif sehingga menurunkan kualitas hidupnya.

"Orang ini biasanya sudah perlu tata laksana, apalagi bila sudah terpikir mengakhiri hidup," ungkap Natalia. "Karena perubahan biologis bisa menyebabkan perubahan secara psikologis, ditambah stressor sosial. Apalagi lingkungan sosial bukannya membantu tetapi menakuti."

Baca juga: Alter Ego, Apakah Bermanfaat untuk Kepribadian?

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

20 jam lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

2 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

5 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

10 hari lalu

Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

10 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

10 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

14 hari lalu

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

17 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

19 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya