Penyebab Gagal Jantung, Hipertensi dan Jantung Koroner

Reporter

Antara

Selasa, 8 November 2022 21:13 WIB

Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gagal jantung merupakan kondisi ketika otot jantung tidak memompa darah dengan normal. Ketika hal ini terjadi, darah tidak mengalir lancar dan cairan dapat menumpuk di paru-paru hingga menyebabkan sesak napas. Kondisi jantung tertentu seperti penyempitan arteri di jantung (penyakit arteri koroner) atau tekanan darah tinggi secara bertahap membuat jantung terlalu lemah atau kaku untuk mengisi dan memompa darah dengan benar.

Gagal jantung dapat berlangsung terus-menerus (kronis) atau mungkin dimulai tiba-tiba. Selain jantung koroner dan hipertensi, beberapa faktor lain yang juga menyebabkan gagal jantung adalah kardiomiopati atau kondisi yang mempengaruhi otot jantung, artimia, kerusakan pada katup jantung, penyakit jantung bawaan, minum alkohol, merokok, dan apnea tidur atau ketidakmampuan bernapas dengan benar saat tidur.

Spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), Rarsari Soerarso, menjelaskan jantung koroner, hipertensi, hingga apnea tidur merupakan beberapa faktor risiko dari terjadinya gagal jantung.

"Penyebab gagal jantung terbanyak kalau di RS Harapan Kita itu pertama koroner dan kedua baru hipertensi," ujar Rarsari.

Ciri gagal jantung
Ia mengatakan beberapa ciri gagal jantung yang dapat dikenali adalah sesak napas saat istirahat atau beraktivitas, kelelahan luar biasa, napas pendek, detak jantung cepat, tidak nafsu makan, batuk dan bersin setiap saat, kenaikan berat badan secara drastis, serta sering buang air kecil di malam hari.

Advertising
Advertising

"Biaya gagal jantung itu besar banget dan banyak orang yang enggak tahu kalau dia sudah mengarah ke gagal jantung. Dia juga akan sering bolak balik dirawat," tutur Rarsari.

Berdasarkan data I-HEFCARD, 17,2 persen pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit, 11,3 persen meninggal dalam satu tahun perawatan, dan 17 persen mengalami rawat inap berulang. Menurut Rarsari, saat ini sudah banyak pilihan untuk pengobatan gagal jantung. Yang paling utama adalah kontrol ketat atas obat dan gaya hidup serta pemantauan yang cermat.

Seiring dengan perkembangan kondisi pasien, dokter juga dapat menawarkan pilihan pengobatan lebih lanjut. Tujuannya untuk mencegah terjadinya hal yang lebih buruk seperti menurunkan risiko kematian dan kebutuhan rawat inap, meredakan gejala, serta meningkatkan kualitas hidup.

Baca juga: Apa Perbedaan Henti Jantung dan Gagal Jantung?

Berita terkait

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

3 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

5 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

5 hari lalu

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

10 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

12 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

12 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

13 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya