TEMPO.CO, Jakarta - Henti jantung tidak sama seperti kondisi gagal jantung. Henti jantung atau sudden cardiac arrest kondisi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Kondisi itu berakibat kehilangan kesadaran dan napas berhenti.
Henti jantung terjadi karena gangguan listrik di jantung. Akibatnya, jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Darah mundur dan menyisakan cairan di paru-paru, sehingga mengalami sesak napas.
Beda kondisi henti jantung dan gagal jantung
1. Gejala
- Henti jantung
Merujuk Medical News, henti jantung sering menimbulkan gejala tubuh roboh, hilang kesadaran, kehilangan napas dan denyut nadi. Terkadang muncul tanda-tanda seperti nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar atau palpitasi.
- Gagal jantung
Gagal jantung ditandai nyeri dada atau sesak. Kondisi ini dialami selama beberapa menit dan tidak akan berkurang meski sudah beristirahat.
Nyeri dada menyebar ke bagian lain. Biasanya lengan, rahang, leher, punggung dan perut. Mengalami sesak napas, batuk, mengi. Merasakan kecemasan, pusing, berkeringat, kelemahan, dan palpitasi jantung.
Baca: Pertolongan Darurat Henti Jantung, Apa Itu CPR?
2. Penyebab dan risiko
- Henti jantung
Merujuk John Hopkins Medicine, henti jantung tersebab aritmia dan fibrilasi ventrikel. Aritmia terjadi ketika listrik di jantung bermasalah. Kondisi itu menyebabkan detak jantung tidak normal.
Fibrilasi ventrikel detak jantung yang cepat di ventrikel jantung. Ini menyebabkan jantung bergetar dan tidak normal memompa darah. Penyakit arteri koroner, kehilangan darah, penyakit katup jantung, kekurangan oksigen, tinggi kadar kalium dan magnesium.
- Gagal jantung
Mengutip National Health Service UK, gagal jantung tersebab arteri yang memasok darah ke jantung tersumbat oleh zat lemak (aterosklerosis). Itu rentan menyebabkan angina.
Tekanan darah tinggi mengakibatkan tekanan ekstra di jantung. Seiring waktu bisa berakibat gagal jantung. Masalah yang mempengaruhi otot jantung (kardiomiopati). Masalah irama jantung (aritmia), seperti fibrilasi atrium dan katup jantung.
Kondisi lain yang rentan, yaitu obesitas, anemia, terlalu banyak konsumsi alkohol, hipertiroid yang menyebabkan tekanan di paru-paru.
Baca: Kiat Penanganan Darurat Orang yang Mengalami Henti Jantung
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.