Angina Pektoris: Gejala yang Muncul 10 Tahun Sebelum Serangan Jantung

Jumat, 11 November 2022 10:10 WIB

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my

TEMPO.CO, Jakarta -Serangan jantung adalah salah satu penyebab utama kematian mendadak. Sering dikenal sebagai 'silent killer', serangan jantung sering terjadi tanpa tanda-tanda. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kondisi yang disebut angina pektoris dapat muncul satu dekade sebelum serangan jantung.

Lantas apa itu angina pektoris dan hubungannya dengan serangan jantung? Berikut seperti dikutip dari Times of India.

Merujuk Mayo Clinic, angina pektoris adalah gejala penyakit arteri koroner yang sering ditandai dengan tekanan, tekanan, berat, sesak atau nyeri dada. Menurut American Heart Association (AHA), ada 4 jenis angina pektoris yakni angina stabil, angina tidak stabil, angina mikrovaskular dan angina vasospastik.

Studi Terbaru

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of AHA menemukan bahwa angina pektoris dapat terjadi 10 tahun sebelum terjadinya serangan jantung.

Penelitian yang disokong oleh NIHR Applied Research Collaboration West Midlands menganalisis data dokter umum, rumah sakit, dan kematian antara 2002-2018, yang melibatkan lebih dari setengah juta orang dewasa tanpa riwayat nyeri dada atau penyakit kardiovaskular sebelumnya.


Temuan mengungkapkan bahwa pasien dengan nyeri dada yang tidak berhubungan memiliki risiko serangan jantung 15% lebih tinggi pada tahun pertama, dengan peningkatan risiko yang berkelanjutan selama 10 tahun setelah kunjungan pertama ke rumah sakit.

Baca juga : Penyebab Generasi Milenial Rentan Terkena Penyakit Serangan Jantung

Advertising
Advertising

Ditemukan juga bahwa obat penurun lipid hanya diberikan kepada 30% pasien dengan faktor risiko tertinggi untuk penyakit kardiovaskular. Menurut para peneliti, mereka yang mengalami nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan dan risiko tinggi harus diberi perhatian lebih untuk mengurangi risiko serangan jantung di masa depan.

“Nyeri dada adalah alasan umum untuk pergi dan menemui dokter umum. Ada banyak penyebab potensial dari rasa sakit ini dan seringkali pasien tidak menerima diagnosis khusus." Profesor Kelvin Jordan, pemimpin penelitian tersebut yang juga merupakan Profesor Biostatistik di Fakultas Kedokteran Universitas Keele.

"Studi kami menunjukkan bahwa pasien ini lebih mungkin mengalami serangan jantung di masa depan daripada pasien yang diberi alasan non-jantung untuk nyeri dada mereka.”

“Informasi ini akan membantu dokter mengidentifikasi pasien dengan nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan yang paling berisiko sehingga mereka dapat ditawari pengobatan atau dukungan lebih lanjut pada tahap awal untuk mengurangi kemungkinan serangan jantung di masa depan,"tambahnya.

HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Tips Diet Sehat untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

11 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

23 jam lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

1 hari lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

5 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

6 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

9 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

23 hari lalu

Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

26 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

30 hari lalu

Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

Anda sudah siapkan opor, rendang hingga gulai untuk hidangan Lebaran? Ingat pesan dokter gizi soal makanan bersantan

Baca Selengkapnya

Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

41 hari lalu

Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.

Baca Selengkapnya