Kenali Tahi Lalat Sehat dan Indikasi Kanker Kulit
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 16 November 2022 09:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Globocan 2020 menyebut kanker kulit menempati peringkat ke-25 kanker yang menyebabkan kematian di Indonesia. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Jakarta, Danang Triwahyudi, pun menyarankan untuk mengenali ciri tahi lalat sehat dan yang mengindikasikan kanker kulit.
"Jadi sebetulnya kalau tahi lalat yang normal dan sehat bentuknya itu bagus dan simetris," katanya.
Ciri lain tahi lalat yang sehat ialah warna yang timbul hanya satu dan tidak menimbulkan keluhan. Keluhan yang dimaksud seperti rasa gatal atau mudah terluka.
"Biasanya tahi lalat yang sehat itu tidak akan berubah, misalnya tahi lalat yang dari lahir sudah ada. Justru yang harus diperhatikan yang baru timbul di usia dewasa ketika 20-30 tahunan," jelasnya.
Cek warnanya
Danang mengingatkan jika ternyata tahi lalat tidak memiliki ciri-ciri di atas maka pemiliknya harus waspada. Pada dasarnya tahi lalat tidak berbahaya, namun ketika ada keluhan seperti ditemukan bentuk tidak simetris, warna yang lebih dari dua, serta tepi yang tidak merata, kondisi itu dapat menjadi indikator kanker kulit. Tahi lalat yang menjadi indikator kanker kulit pun cenderung mudah terluka terutama ketika terkena radiasi sinar matahari UV A dan UV B.
"Ketika ada gejala-gejala seperti gatal, mudah terluka dan berdarah, terutama dipicu sinar matahari, itu wajib diwaspadai," ujar Danang.
Ketika sudah menemukan indikator tersebut masyarakat direkomendasikan segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Dengan demikian kondisi itu dapat terdeteksi secara lebih jelas apakah indikator kanker kulit atau bukan.
Baca juga: Mengenal Chordoma, Kanker yang Menyerang Tulang Belakang dan Tengkorak