Kiat Intervensi Awal Penderita Pradiabetes agar Tak Jadi Diabetes
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 16 November 2022 20:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pradiabetes merupakan kondisi kadar gula darah yang lebih tinggi dari nilai normal tetapi belum menyentuh kriteria untuk didiagnosis diabetes. Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp. PD-KEMD, pun memberikan kiat intervensi awal pada yang terdiagnonis pradiabetes risiko ringan dengan mengubah gaya hidup.
“Seperti rutin berolahraga setidaknya 150 menit seminggu atau 30 menit setiap hari selama lima hari dalam seminggu, misalnya berjalan kaki, naik sepeda, atau berenang," ujarnya.
Usaha lain dalam mengobati pradiabetes yakni berusaha mengubah pola makan yang bergizi seimbang dan mengelola stres. Namun pada orang dengan pradiabetes dan risiko tinggi, jika setelah 3-6 bulan melakukan intervensi gaya hidup belum berhasil menurunkan berat badan yang diinginkan, maka bisa dikombinasikan dengan intervensi farmakoterapi.
Intervensi farmakoterapi adalah pemberian obat seperti dengan kandungan zat aktif metformin sebagai terapi obat lini pertama dalam strategi pencegahan pradiabetes dan diabetes. Studi yang dilakukan Kelompok Penelitian Program Pencegahan Diabetes (DPP) menunjukkan perubahan gaya hidup dan intervensi medis dapat mengurangi kejadian diabetes pada orang yang berisiko tinggi dan manfaatnya telah dikonfirmasi dalam studi jangka panjang selama 10 dan 15 tahun. Pasien pradiabetes memiliki risiko lebih besar menjadi diabetes dibandingkan dengan orang tanpa pradiabetes.
"Namun tidak banyak orang yang menyadari kondisi pradiabetes karena memang gejalanya yang minim sampai kemudian berkembang menjadi diabetes dan menimbulkan komplikasi," tutur Pradana.
Pentingnya upaya pencegahan
Menurutnya, tanpa upaya pencegahan yang tepat perkembangan pradiabetes menjadi diabetes tipe 2 bisa terjadi lebih cepat sebab data menunjukkan tujuh dari 10 pasien pradiabetes yang tidak diberikan intervensi akan berkembang ke diabetes. Selain itu, tidak perlu menunggu jadi diabetes, kondisi pradiabetes sudah berisiko menimbulkan komplikasi kardiovaskular bila tidak ditangani dengan baik.
Komplikasi kardiovaskular serta perkembangan menjadi diabetes dapat dicegah dengan penanganan yang baik. Salah satunya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Risiko terkena diabetes tipe 2 dapat dikurangi hingga 58 persen dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan.
Oleh karena itu, Pradana menyebut semakin cepat menyadari risiko dan melakukan identifikasi pradiabetes, semakin cepat orang bisa melakukan perubahan untuk lebih sehat dan terhindar dari risiko diabetes dan komplikasi kardiovaskular.
Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin, mengatakan deteksi dini sebagai upaya pencegahan pradiabetes dan diabetes penting sehingga inilah yang melatarbelakangi Merck menyediakan platform penilaian risiko prediabetes secara daring melalui www.cekprediabetes.com. Platform ini telah menjangkau pasien dengan risiko tinggi pradiabetes dan lebih dari 174 ribu orang telah melakukan penilaian risiko pradiabetes.
Baca juga: Mencegah Pradiabetes Jadi Diabetes dengan Pilih Makanan