Wanita yang Promil Sebaiknya Lakukan Pemeriksaan Darah untuk Cek HIV

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 1 Desember 2022 23:06 WIB

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Prof. Dr. dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI menyarankan agar para wanita yang sedang merencanakan kehamilan, segera melakukan pemeriksaan darah untuk HIV. Sehingga jika memang ditemukan adanya virus, bisa dicegah agar tidak menular terhadap bayinya.

Penularan HIV bisa terjadi melalui transfusi darah, cairan mani atau sperma, cairan vagina dan ASI. Selain itu, bergantian jarum suntik hingga hubungan sesama jenis juga dapat menyebabkan HIV.

"Transfusi darah itu sangat besar penularannya 90 persen, hubungan seksual yang tidak aman, homoseksual, tusukan jarum nah ini petugas kesehatan juga berisiko ya kemungkinan kenanya 1:1.000," ujar Heru dalam diskusi daring 1 Desember 2022.

Heru menambahkan bahwa penularan dari ibu dan anak juga tinggi. "Makanya sebelum hamil periksa dulu, waktu melahirkan makanya disarankan sesar bagi yang sudah HIV dan menyusui," lanjutnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus baru HIV tahun 2021 sebanyak 36.902. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 48.300 kasus dengan usia rata-rata 25-49 tahun.

Advertising
Advertising

Heru pun mengingatkan soal pentingnya melakukan pemeriksaan HIV sejak dini guna meningkatkan kualitas hidup dan mencegah kematian.

"Mengetahui HIV itu lebih penting, umur bisa lebih panjang, kualitas hidup lebih baik karena tidak sempat mengalami infeksi oportunistik dan tidak akan menjadi AIDS," ujar lulusan Universitas Indonesia itu.

Lebih lanjut, Heru menjelaskan HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Beberapa gejala umum yang kerap muncul pada penderita HIV adalah demam berkepanjangan, nyeri otot, sakit tenggorokan, ruam, mudah lelah, berat badan menurun secara drastis terus menerus, kemunculan bercak-bercak putih pada lidah hingga diare panjang.

Menurut Heru, masih banyak masyarakat yang tidak berani untuk memeriksa darah untuk mengetahui kemungkinan adanya HIV. Adanya deteksi dini terhadap HIV dapat mencegah penularan terhadap orang-orang di sekitar.

"Kalau tahu dari awal akan lebih baik. Kadang-kadang kita butuh 6-7 tahun baru gejala muncul. Insya Allah tidak akan meninggal dan bahkan kalau ketahuan dari awal bisa berkeluarga, bisa punya anak makanya kita kendalikan," katanya.

Baca: Pentagon Digugat karena Tak Menerima Calon Anggota Militer yang Positif HIV AIDS

Berita terkait

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

1 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

10 hari lalu

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.

Baca Selengkapnya

Cegah Kanker, Jangan Lupa Deteksi Dini Setahun Sekali

59 hari lalu

Cegah Kanker, Jangan Lupa Deteksi Dini Setahun Sekali

Deteksi dini kanker masih rendah, oleh karena itu Kemenkes menghimbau masyarakat lakukan skrining kanker minimal setahun sekali.

Baca Selengkapnya

Kenapa Deteksi Kanker Prostat Diperlukan ketika Seseorang Memasuki Usia 50 Tahun?

25 Februari 2024

Kenapa Deteksi Kanker Prostat Diperlukan ketika Seseorang Memasuki Usia 50 Tahun?

Dokter spesialis urologi, dr. Rainy Umbas, menganjurkan untuk melakukan deteksi kanker prostat ketika telah memasuki usia 50 tahun. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

25 Februari 2024

Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.

Baca Selengkapnya

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

20 Februari 2024

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seksual, seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual,

Baca Selengkapnya

Seberapa Perlu Pria Memeriksa Kondisi Prostat?

11 Februari 2024

Seberapa Perlu Pria Memeriksa Kondisi Prostat?

Untuk mencegah pembesaran prostat yang mengakibatkan kanker, perlu dilakukan pemeriksaan sebelum terlambat.

Baca Selengkapnya

Guru di Amerika Serikat Terancam Penjara Seumur Hidup karena Berhubungan Seksual dengan Murid

24 Januari 2024

Guru di Amerika Serikat Terancam Penjara Seumur Hidup karena Berhubungan Seksual dengan Murid

Seorang guru di Amerika Serikat terancam hukuman seumur hidup karena berhubungan seksual dengan muridnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Songket, Aplikasi Deteksi Dini Karhutla Sumsel yang Dikenalkan di Forum Dunia

13 Desember 2023

Mengenal Songket, Aplikasi Deteksi Dini Karhutla Sumsel yang Dikenalkan di Forum Dunia

Songket merupakan solusi untuk menjawab kebutuhan dalam penguatan sistem peringatan dini pencegahan karhutla.

Baca Selengkapnya