Kiat Tangani Anak saat Demam dan Batuk Pilek, Tak Selalu dengan Obat

Reporter

Antara

Jumat, 2 Desember 2022 21:48 WIB

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak RSIA Binamedika, Fransisca Handy, mengimbau orang tua tak perlu panik jika anak mengalami demam atau batuk pilek sebab itu merupakan bagian dari tumbuh kembang anak.

“Anak memang sering sakit, jadi harus ditangani sebagai bagian dari tumbuh kembang balita. Mana ada balita yang tidak pernah batuk pilek?” jelas Fransisca. “Anak-anak itu sejak usia 6 bulan sampai 6 tahun kurang lebih dalam setahun bisa batuk pilek dan demam enam sampai delapan kali. Setiap episodenya itu bisa sampai dua minggu. Bayangin setiap sakit harus ke rumah sakit, kasihan hati sama ginjalnya,” tambahnya.

Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya mempelajari pertolongan pertama serta tanda bahaya bila anak sakit. Misalnya, pertolongan yang bisa dilakukan di rumah adalah membuat anak merasa nyaman hingga mencukupi cairan.

"Jadi, mama papa penting sekali untuk belajar common problems pada anak-anak. Pelajari nomor satu pertolongan pertama, yang kedua tanda bahaya,” kata Fransisca. “Yang bisa kita lakukan di rumah itu menyamankan. Apa saja yang bisa bikin nyaman? Nomor satu banyak cairan, banyak minum. Kalau masih ASI tentu ASI. Kalau sudah mulai makan, boleh dikasih kuah sayur, air kelapa, air putih, dan lain-lain.”

Perhatikan saluran napas
Jika anak mengalami batuk pilek, Fransisca mengimbau orang tua membantu menyamankan saluran pernapasan. Misalnya dengan tidak menyalakan AC terus menerus.

Advertising
Advertising

“Kalau dia batuk pilek, nyamankan saluran napasnya. Jadi AC itu jangan terus menerus. Mungkin bisa dimatikan lalu dihidupkan lagi supaya udara juga tidak terlalu kering. Itu yang utama. Lalu bisa juga dinyamankan dengan pijatan, skin to skin,” paparnya.

Apabila sakit tak kunjung membaik, orang tua bisa mengidentifikasi tanda bahaya pada anak. Jika anak demam hingga kejang, ini merupakan tanda bahaya sehingga perlu segera dibawa ke rumah sakit.

“Kalau demam tanda bahayanya itu kejang. Nomor dua, kalau ada perubahan perilaku yang menandakan penurunan kesadaran tidur terus atau rewel sekali,” ujar Fransisca. “Lalu bila ada pendarahan, entah dari hidung atau kulit, apalagi kalau di BAB-nya, itu harus dibawa ke RS. Kemudian tanda bahayanya adalah dehidrasi atau kekurangan cairan.”

Terakhir, Fransisca menjelaskan berat ringannya demam anak bukan dilihat dari tinggi rendahnya suhu. Hal yang harus diperhatikan orang tua adalah perilaku anak saat sakit. Kemudian, demam yang tak diikuti dengan tanda bahaya juga tak harus diberikan obat berbahan kimia. Orang tua bisa menangani, salah satunya dengan mengoleskan minyak esensial.

“Demam sebenarnya enggak butuh obat. Kalau diare atau muntah itu oralit yang harus dipastikan ada di rumah. Jadi, jawabannya memang bukan obat berbahan kimia kalau untuk penyakit sehari-hari pada anak,” tuturnya. “Berat ringannya penyakit juga bukan dari tinggi rendahnya suhu. Ada anak yang 39 derajat tapi masih lari-lari. Ada yang 38 tapi sudah lemas, diam saja. Itu yang harus diperhatikan, bukan tinggi rendah suhu tapi perilaku anak.”

Baca juga: Begini Efek Samping Parasetamol Jika Dikonsumsi Dosis Berlebihan, Penyakit Apa yang Diundang?

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

4 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

5 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

10 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

12 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

13 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

13 hari lalu

Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

Tasya Kamila punya kiat sendiri untuk mengatasi batuk pilek pada anak-anaknya di rumah yang dapat ditiru oleh orang tua lainnya.

Baca Selengkapnya

Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

20 hari lalu

Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

Setelah Lebaran, orang telah banyak berinteraksi dengan yang lain dan kemungkinan lupa menerapkan pola hidup sehat. Jangan sampai menularkan penyakit.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

23 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya