Pemimpin Punya Rambut Putih atau Uban Bisa Jadi karena Stres
Reporter
Haris Setyawan
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 15 Desember 2022 21:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk memilih calon presiden yang memikirkan rakyatnya, termasuk ditandai rambut putih, menarik perhatian publik. Lengkapnya, menurut Jokowi, ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat yaitu memiliki banyak keriput wajah dan rambut putih.
"Kalau wajah cling (mulus) dan bersih, tidak ada kerutan di wajah, hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikirin rakyat ini," kata Jokowi saat memberikan sambutan di hadapan ribuan relawan di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 November 2022.
Rambut Putih dan Stres
Lantas, benarkah pemimpin berambut putih memikirkan rakyat? Di sisi lain, warna putih atau uban rambut seseorang memiliki hubungan erat dengan kondisi stres. Hal ini pernah dibuktikan penelitian berjudul “Hyperactivation of Sympathetic Nerves Drives Depletion of Melanocyte Stem Cells” pada tahun 2020 lalu.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan tikus itu menyebutkan saat stres, tubuh merespons dengan melepaskan neurotransmitter dan noradrenalin sebagai reaksi perlawanan. Dalam keadaan normal, sel puncak penghasil pigmen tetap tidak aktif sampai terjadi pertumbuhan rambut baru.
Karena stres memengaruhi seluruh tubuh, peneliti pertama-tama harus mempersempit sistem spesifik mana yang terlibat. Tim pertama berhipotesis bahwa stres menyebabkan serangan kekebalan pada sel penghasil pigmen.
Baca : Bisa Tumbuh Uban di Usia Muda, Ternyata Penyebab Rambut Putih Bukan Semata Genetika
Setelah mengeliminasi berbagai kemungkinan, para peneliti mengasah sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab atas respons lawan-atau-lari tubuh. Saraf simpatik bercabang ke setiap folikel rambut di kulit. Para peneliti menemukan stres menyebabkan saraf ini melepaskan bahan kimia norepinefrin, yang diambil oleh sel induk regenerasi pigmen di dekatnya.
Di folikel rambut, sel induk tertentu bertindak sebagai reservoir sel penghasil pigmen. Saat rambut beregenerasi, beberapa sel punca diubah menjadi sel penghasil pigmen yang mewarnai rambut. Para peneliti menemukan bahwa norepinefrin dari saraf simpatik menyebabkan sel punca aktif secara berlebihan.
“Stres akut, khususnya respons lawan-atau-lari, secara tradisional dipandang bermanfaat bagi kelangsungan hidup hewan. Tetapi dalam kasus ini, stres akut menyebabkan penipisan sel punca secara permanen,” kata rekan postdoctoral Bing Zhang, penulis utama studi tersebut dikutip dari News Harvard Edu.
HARIS SETYAWAN
Baca juga : Jokowi Sebut Rambut Putih Memikirkan Rakyat, Padahal Stres Salah Satu Penyebab Uban
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.