Tips Hadapi Resesi dari Ahli, Jangan Hanya Andalkan Gaji

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 18 Desember 2022 00:12 WIB

Ilustrasi kebebasan finansial. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Isu resesi semakin sering terdengar di telinga masyarakat. Isu itu telah membuat kekhawatiran di banyak negara. Namun, perekonomian Indonesia masih tumbuh positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi negara masih mampu tumbuh lebih dari 5 persen (year on year) pada kuartal III-2022. Ini adalah berita menggembirakan.

Walau begitu, masyarakat tetap perlu waspada akan ketidakpastian global. Salah satu hal yang dapat terjadi sebagai dampak ketidakpastian global ini adalah potensi kenaikan suku bunga demi memperlambat inflasi. Ketika suku bunga naik dapat membuat perlambatan ekonomi. Dampak yang akan dirasakan adalah kemampuan daya beli masyarakat melemah karena berkurangnya penghasilan dan pengeluaran yang tinggi akibat harga kebutuhan pokok naik secara berkepanjangan.

Founder of @ladybossproject.id Kelly Patricia mengatakan informasi resesi kadang enggan diketahui oleh sebagian masyarakat karena dirasa dapat menimbulkan kekhawatiran. Namun menurut Kelly, memiliki pengetahuan mengenai dampak resesi ekonomi akan membantu melakukan antisipasi menghadapi perubahan kehidupan yang dapat terjadi.

Ia menambahkan bahwa resesi tidak selalu menjadi ancaman. Kondisi resesi, kata Kelly, bisa saja menjadi kesempatan selama kita mempersiapkan diri dan melakukan kontrol finansial, yakni menurunkan gaya hidup. "Tidak boros tapi tidak juga menahan uang karena ekonomi harus bergerak. Pendapatan yang kita miliki sebaiknya diatur dengan bijaksana agar kebutuhan saat ini tetap dapat terpenuhi sekaligus bersiap memenuhi kebutuhan pada masa mendatang,” kata Kelly akhir November 2022.

Kelly menyarankan agar tidak mengandalkan gaji bulanan. Setiap orang bisa menambah pemasukan dengan berbisnis sesuai dengan hobi dan dijalankan secara online sehingga bila terjadi penurunan pendapatan, keluarga masih dapat bertahan hidup. Segmen market “menengah bawah” atau “menengah atas” bisa jadi target pelanggan sebab segmen ini akan cenderung menurunkan budget dan lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan hidup. "Selama harga produk dan barang kita terjangkau tapi kualitasnya mumpuni maka terbuka peluang mendapatkan pelanggan. Saran lain dari Kelly, yakni meningkatkan investasi, misalnya jika memiliki cash tambahan, dapat membeli aset likuid (mudah dicairkan) dan harganya ‘diskon’. Saat resesi, banyak aset yang harganya turun. Nantinya, nilai aset berpotensi meningkat pada masa depan," kata Kelly yang juga menyarankan untuk hindari menambah utang karena utang akan berurusan dengan bunga. Jika bunga bersifat fluktuatif maka nilai utang dapat meningkat.

Advertising
Advertising

Founder of @gatherich Ken Handersen mengatakan penting bagi setiap orang memiliki jaring pengaman finansial yang kuat. Ken pun menyarankan agar masyarakat memprioritaskan keselamatan diri dan keuangan keluarga dalam menghadapi resesi ekonomi melalui asuransi jiwa dan kesehatan. Untuk mempersiapkan dana asuransi, Ken juga menyinggung soal arus kas positif, yakni pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Selisihnya dapat digunakan untuk melunasi utang. Jika utang sudah lunas atau nilainya berkurang maka akan lebih leluasa menyiapkan dana darurat dan asuransi, lalu bisa berinvestasi.

Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan, Founder of @ladybossproject.id Kelly Patricia, dan Founder of @gatherich Ken Handersen berdiskusi pada acara talk show #SuperSp3ktaDay "Resesi Global: Kesempatan atau Ancaman" yang diadakan Super You by Sequis Online/Sequis

Menurut Ken, risiko finansial yang besar kebanyakan berasal dari kebutuhan dana berjumlah besar dan cepat untuk biaya pengobatan atau berhentinya sumber pendapatan secara mendadak karena pencari nafkah tidak dapat lagi bekerja atau tutup usia. "Peran asuransi adalah menjaga kondisi finansial keluarga dari dua risiko besar tersebut. Bagi yang sudah memiliki asuransi dapat meninjau kembali apakah nilai proteksinya sudah memadai menghadapi resesi,” kata Ken.

Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan mengatakan bahwa literasi asuransi perlu giat dilakukan untuk menyadarkan masyarakat perlunya melakukan mitigasi finansial dalam kondisi apapun termasuk saat resesi. Menabung dan investasi saja tidak cukup karena jika terjadi kecelakaan, sakit, hingga meninggal dunia maka tabungan dan investasi dapat terganggu. Sebaliknya, dengan memiliki asuransi, masyarakat akan merasa tenang bekerja dan berkesempatan mengembangkan nilai aset yang dimiliki.

Antonius mengatakan Super You by Sequis optimis menghadapi tahun 2023. Menurutnya asuransi berbasis online semakin diminati masyarakat modern. Hingga November 2022, tercatat lebih dari 20 ribu polis asuransi Super You. Menurut Antonius, hal ini bisa menunjukkan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dan nasabah kepada timnya."Kami ingin membantu masyarakat melewati masa resesi dengan baik dan tetap bisa produktif berkarya karena sudah memiliki perlindungan asuransi. Untuk itu, kami tidak segan menargetkan bisa meraih Pendapatan Premi hingga Rp 15 Miliar pada tahun 2023. Kami cukup optimis, pada tahun depan, Super You dapat mencapai target lebih dari 15.000 polis baru,” kata Antonius.

Baca: Tips Investasi Warren Buffett Hadapi 2023, Impor Beras Tak Jawab Masalah

Berita terkait

Waspada Uang Palsu Jelang Lebaran, Cegah dengan Tips Ini

40 hari lalu

Waspada Uang Palsu Jelang Lebaran, Cegah dengan Tips Ini

Waspada peredaran uang palsu saat bagi-bagi THR menjelang Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

59 hari lalu

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kecakapan Finansial Penting Ditanam Sejak Usia Sekolah

17 Maret 2024

Kecakapan Finansial Penting Ditanam Sejak Usia Sekolah

Pengetahuan dan kecakapan finansial setiap individu semakin penting untuk ditanamkan sejak usia sekolah. Harapannya bisa jadi bekal generasi muda.

Baca Selengkapnya

Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

2 Maret 2024

Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dua kuartal berturut-turut. Bagaimana dampaknya ke perekonomian Indonesia?

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

24 Februari 2024

Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan resesi Jepang berdampak kepada impor maupun ekspor Indonesia ke negeri tersebut.

Baca Selengkapnya

Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

23 Februari 2024

Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

Kementerian Keuangan buka suara soal penerbitan Samurai Bond, surat utang berdenominasi yen, di tengah resesi Jepang.

Baca Selengkapnya

Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

22 Februari 2024

Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi dua kuartal berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

21 Februari 2024

Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global membaik, meski Jepang dan Inggris mengalami resesi.

Baca Selengkapnya

Anatomi Penyebab Ekonomi Jepang Alami Resesi

21 Februari 2024

Anatomi Penyebab Ekonomi Jepang Alami Resesi

Faktor utama menyebabkan masalah struktural resesi Jepang termasuk demografi penuaan, alokasi transfer dari pemerintah pusat ke daerah, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Resesi Negara Maju Sudah Diprediksi: Kalau Inggris dan Jepang Memang Cukup Lemah

20 Februari 2024

Sri Mulyani Sebut Resesi Negara Maju Sudah Diprediksi: Kalau Inggris dan Jepang Memang Cukup Lemah

Sri Mulyani mengatakan dirinya akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Rio de Janiero, Brazil, pekan depan.

Baca Selengkapnya