6 Kiat Mengurangi Kebiasaan Begadang
Reporter
Delfi Ana Harahap
Editor
Bram Setiawan
Kamis, 22 Desember 2022 06:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sering begadang kebiasaan yang tidak sehat. Kebiasaan itu menganggu berbagai fungsi tubuh dan meningkatkan risiko mengalami penyakit. Mengutip All Things Health, begadang menganggu kinerja usus dan otak. Sering begadang meningkatkan tekanan darah, berat badan, dan risiko diabetes.
Mengurangi kebiasaan begadang
1. Mengurangi konsumsi kafein saat sore
Mengutip Healthline, kafein menganggu waktu tidur malam, Setidaknya menghindari kafein enam jam sebelum waktu tidur di malam hari.
2. Menghindari layar digital
Tidak menonton televisi dan memainkan ponsel menjelang tidur. Sebab cahaya biru yang dipancarkan menganggu ritme sirkadian untuk rasa kantuk. Setidaknya tak mengakses ponsel atau perangkat elektronik lainnya dua jam sebelum waktu tidur yang ditargetkan.
Baca: Bahaya Risiko Sering Makan Mie Instan dan Begadang
3. Rutin olahraga
Rutin berolahraga mendukung kualitas tidur yang lebih baik dan teratur. Berolahraga pagi hari meredakan tekanan darah saat malam. Itu membantu meningkatkan kantuk dan mendapat tidur lebih nyenyak pada malam hari.
4. Suhu kamar
Ritme sirkadian juga mempengaruhi suhu tubuh. Suhu inti tubuh cenderung naik sepanjang hari dan turun pada malam sebelum tertidur. Suhu ruangan berhubungan dengan tidur. Ketika suhu tubuh menurun akn merasa lebih mengantuk. Menjaga kamar tidur tetap sejuk membantu cepat tertidur.
5. Konsisten jam bangun tidur
Merujuk Cleveland Clinic, bangun pada waktu yang sama setiap hari membantu tidur lebih nyenyak saat malam. Konsisten waktu bangun membuat tubuh terbiasa pada jam tidur yang sudah ditentukan. Tubuh akan merasa mengantuk ketika sudah memasuki jam tidurnya.
6. Melatonin
Konsumsi suplemen melatonin membantu tertidur lebih awal pada malam hari. Biasanya empat jam sebelum waktu tidur.
Untuk mengoptimalkan efek melatonin, disarankan untuk mengurangi paparan cahaya sebelum tidur. Sebaiknya mematikan perangkat elektronik, menaruh ponsel, dan meredupkan lampu. Tapi, suplemen melatonin tidak dianjurkan untuk ibu yang menyusui, hamil, atau mengalami gejala demensia.
Baca: Cara Memulihkan Jadwal Tidur Setelah Begadang Semalaman
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.