Pakar: Tripeldemik Berpotensi Bikin Rumah Sakit Penuh Pasien Infeksi

Reporter

Antara

Senin, 26 Desember 2022 16:56 WIB

Ilustrasi virus flu. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan peningkatan kasus tripeldemik dapat berpotensi meningkatkan jumlah pasien karena infeksi dan membuat rumah sakit dan IGD penuh.

“Di negara-negara yang kini dalam musim dingin maka mereka sedang menghadapi masalah kesehatan akibat tripeldemik yang cukup banyak dibahas. Ini adalah suatu keadaan pada waktu yang sama ada peningkatan kasus dari tiga penyakit yang menyerang paru dan saluran napas,” ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.

Ia menuturkan sebenarnya tidak ada definisi ilmiah khusus tentang istilah tripeldemik. Situasi tersebut merupakan keadaan di mana terjadi peningkatan kasus yang bersamaan dari tiga penyakit, yaitu COVID-19, flu, dan juga infeksi akibat Respiratory Syncytial Virus (RSV).

Meski peningkatan kasus lebih banyak terjadi di negara yang mengalami musim dingin, dampak tripeldemik harus tetap diwaspadai mengingat virus dapat lebih cepat berkembang di cuaca yang amat dingin. Seperti yang terjadi di New York, Amerika Serikat, pemerintah setempat sudah menyerukan kembali penerapan protokol kesehatan pada warganya dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan yang dirasa efektif mencegah penularan.

“Cara pencegahan lain adalah dengan vaksin. Kita sudah mengenal pencegahan COVID-19 dengan vaksin. Jenis vaksin terbaru COVID-19 adalah yang bivalen, yang dapat menangani varian lama dan varian Omicron. Kita tentu berharap agar vaksin COVID-19 bivalen juga segera tersedia di negara kita,” jelasnya.

Advertising
Advertising

Vaksin flu
Pencegahan lain dapat dilakukan melalui vaksin flu yang sudah semakin berkembang dan tersebar di seluruh dunia. Vaksin flu yang kini digunakan dalam bentuk kuadrivalen karena mencakup empat strain influenza yang sekarang beredar. Tjandra menyarankan Pemerintah Indonesia terus menyosialisasikan vaksin flu, termasuk vaksin pneumonia yang anjurannya lebih untuk usia di atas 50 atau 60 tahun.

Namun, untuk penyakit akibat RSV belum ada vaksinnya. Selain prokes 3M, hal yang dapat digunakan adalah obat palivizumab sebagai bentuk terapi antibodi untuk mencegah bayi dan anak terinfeksi berat akibat RSV dan harus dirawat di rumah sakit. RSV harus diperhatikan karena infeksi biasa terjadi pada anak-anak meski kini juga mengenai orang dewasa dengan gejala ringan.

Biasanya memang infeksi RSV terjadi pada anak-anak. Hanya saja kini situasinya agak berubah. Tetapi di Amerika ada kecenderungan lebih banyak kaum dewasa yang infeksi RSV cukup berat dan bahkan masuk rumah sakit. Data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2022 menunjukkan jumlah pasien RSV yang dirawat di rumah sakit 10 kali lebih banyak dari 2021.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengusulkan pemerintah di kawasan ASEAN segera membentuk organisasi yang berwenang supaya hal serupa dapat dipantau lebih jauh.

“Saya pernah mengusulkan agar juga dibentuk ASEAN CDC. Apalagi sekarang Indonesia memegang kekuatan ASEAN dan dapat berinisiatif memimpin pendiriannya,” ujarnya.

Baca juga: Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Berita terkait

6 Penyebab Orang Sering Sakit

2 hari lalu

6 Penyebab Orang Sering Sakit

Berikut beberapa penyebab utama orang sering sakit, termasuk tertular dari anak dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya

Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

6 hari lalu

Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

Orang tua boleh khawatir bila anak sakit tapi bukan berarti otomatis tak mengizinkan ke sekolah. Kapan anak sakit harus di rumah atau tetap sekolah?

Baca Selengkapnya

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

6 hari lalu

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

Sebelumnya, sudah ada banyak nama yang dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi APD Covid-19

Baca Selengkapnya

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

7 hari lalu

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

Pemprov Papua melalui Dinas Kesehatan setempat meminta masyarakat agar mulai menerapkan penggunaan masker guna mencegah penularan virus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet

Baca Selengkapnya

Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

8 hari lalu

Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

Bergulat dengan penyakit seperti pilek, sakit perut, dan flu membuat anak-anak stres. Berikutsaran agar anak tak gampang tertular penyakit di sekolah.

Baca Selengkapnya

Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

8 hari lalu

Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

Erick Thohir merger PT Angkasa Pura I (Persero)atau AP I dan AP II melalui proses integrasi yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

Baca Selengkapnya

Cara Mengatur Konsumsi Buah Harian

12 hari lalu

Cara Mengatur Konsumsi Buah Harian

Makan buah setiap hari dapat membantu menurunkan risiko terkena berbagai penyakit.

Baca Selengkapnya

Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

14 hari lalu

Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).

Baca Selengkapnya

UNICEF Dukung Pengadaan Vaksin Cacar Monyet untuk Darurat

15 hari lalu

UNICEF Dukung Pengadaan Vaksin Cacar Monyet untuk Darurat

Vaksin cacar monyet yang diinisiatif UNICEF ini nantinya akan didistribusikan pada negara-negara dengan wabah cacar monyet terburuk

Baca Selengkapnya

Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

16 hari lalu

Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

Dua gajah koleksi Solo Safari mati akibat infeksi hati dan elephant endotheliotropic herpesviruses.

Baca Selengkapnya