Peneliti Temukan Tes Darah Baru yang Bisa Mendeteksi Alzheimer

Minggu, 1 Januari 2023 17:22 WIB

Perbedaan otak penderita alzheimer dan otak yang sehat. (cdn.powerofpositivity.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Alzheimer adalah gangguan saraf yang menyebabkan otak menyusut dan sel-sel otak mati. Hal ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan yang sehat. Penyakit progresif dalam banyak kasus tidak menunjukkan gejala, dan ketika gejala mulai muncul, biasanya tidak dapat diubah.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum dan bersifat progresif, mulai dari kehilangan ingatan ringan hingga kehilangan kemampuan untuk berbicara dan merespons lingkungan. Penyakit ini melibatkan bagian otak yang mengendalikan pikiran, ingatan, dan bahasa.

Baca: Gejala Demensia, Anda Mulau Sering Lupa Sesuatu yang Belum Lama Terjadi?

Sejauh ini belum ada alat yang pasti untuk mendeteksi atau pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Namun, sekelompok peneliti telah mengembangkan tes darah yang dapat mengidentifikasi penyakit Alzheimer. Berikut paparan selengkapnya dikutip dari Times of India.

Sebuah tim ahli saraf yang dipimpin oleh peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh mengembangkan tes untuk mendeteksi penanda baru degenerasi saraf dalam sampel darah. Temuan penelitian ini dipublikasikan pada Rabu, 28 Desember 2022 di jurnal Brain.

Tes tersebut disebut menemukan biomarker, yang disebut "brain-derived tau" atau BD-tau. Riset ini melibatkan 600 pasien pada berbagai tahap penyakit tersebut. Para peneliti mengatakan itu mengungguli tes lain dan khusus untuk penyakit Alzheimer dan berkorelasi baik dengan penanda Alzheimer dalam cairan serebrospinal.

“Saat ini, mendiagnosis penyakit Alzheimer membutuhkan neuroimaging,” kata penulis senior Thomas Karikari, PhD, asisten profesor psikiatri di University of Pittsburgh dalam siaran persnya. “Tes tersebut mahal dan memakan waktu lama untuk dijadwalkan, dan banyak pasien, bahkan di AS, tidak memiliki akses ke pemindai MRI dan PET. Aksesibilitas adalah masalah utama.”

“Untuk mengembangkan obat yang lebih baik, uji coba perlu melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan bukan hanya mereka yang tinggal dekat dengan pusat medis akademik. Tes darah lebih murah, lebih aman dan lebih mudah dilakukan, dan dapat meningkatkan kepercayaan klinis dalam mendiagnosis Alzheimer dan memilih peserta untuk uji klinis dan pemantauan penyakit,” ujarnya.

Studi lain, yang diterbitkan pada Selasa, 27 Desember yang dilakukan oleh Profesor Oskar Hanssson, Universitas Lund, dan Profesor Kaj Blennow, Universitas Gothenburg telah memeriksa dan mengevaluasi tes darah dan menemukan banyak biomarker darah yang cukup dalam mengidentifikasi patologi penyakit Alzheimer, bahkan pada peserta yang tidak memiliki gejala penyakit ini.

Tes darah khusus mungkin optimal untuk mengidentifikasi patologi Alzheimer atau untuk memantau perkembangan penyakit dan oleh karena itu, memiliki peran berbeda dalam uji klinis,” kata penulis utama studi penelitian Dr. Nicholas Ashton dari University of Gothenburg.

Advertising
Advertising

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Ikuti 5 Hal Ini untuk Mencegah Alzheimer

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

28 menit lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

23 jam lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

8 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

9 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

13 hari lalu

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

15 hari lalu

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

17 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

30 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Baru Setengah Tahun Dibuka, Apa Saja Mata Kuliah Fakultas Kedokteran ITS?

31 hari lalu

Baru Setengah Tahun Dibuka, Apa Saja Mata Kuliah Fakultas Kedokteran ITS?

Dua prodi bidang kedokteran ITS berfokus mengembangkan ilmu medis berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

34 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya