5 Bahan Salad Dressing yang Sebaiknya Dihindari

Reporter

Terjemahan

Jumat, 6 Januari 2023 22:02 WIB

Ilustrasi membuat salad dressing. Freepik.com/Nensuria

TEMPO.CO, Jakarta - Salad sering menjadi pilihan makanan sehat. Kecuali ada tambahan ayam, tuna, atau telur, salad biasanya memang penuh sayuran dan berarti kebutuhan serat pasti tercukupi. Tapi salad tanpa dressing pasti membosankan.

Tergantung jenis salad dressing yang dipilih, salad bisa jadi tambah bernutrisi atau sebaliknya. Karena itu penting untuk memahami mana saja bahan-bahan untuk dressing yang bisa dipilih dan yang perlu dihindari. Biasanya yang dipilih adalah dressing berupa krim atau yang berminyak.

Pakar diet Bonnie Taub-Dix mengingatkan dan penulis ”Read It Before You Eat It: Taking You From Label To Table” mengatakan dressing berbentuk krim cenderung lebih banyak lemak jenuh daripada lemak berbentuk minyak, biasanya lemak itu dari minyak dan produk susu.

"Jenis lemak seperti ini tak sehat dan Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan konsumsi lemak jenuh hanya kurang dari 6 persen dari pola makan," ujarnya, dikutip dari Huffpost.

Kandungan lemak jenuh biasanya lebih tinggi pada dressing siap pakai yang dibeli di toko. Namun tak berarti salad dressing berbentuk minyak lebih sehat.

Advertising
Advertising

"Minyak akan menunjukkan rasio lemak pada dressing dan berperan cukup signifikan dalam seberapa sehat dressing kita," tutur ahli diet Melissa Rifkin.

Contohnya minyak zaitun mengandung lemak tak jenuh lebih tinggi dibanding minyak sayur dan menjadi opsi yang lebih sehat. Berikut lima bahan yang perlu dihindari.

Minyak sawit
Minyak sawit dapat digunakan pada dressing krim atau minyak dan yang paling utama untuk dihindari menurut Taub-Dix karena tinggi lemak jenuh. Minyak alpukat atau minyak zaitun adalah pilihan lebih sehat.

Gula
Anda mungkin berpikir gula tak dibutuhkan untuk membuat dressing tapi menurut tiga pakar diet bahan ini cukup umum.

"Seringnya ada di dressing buah, seperti cuka arbei, mengandung gula tinggi," kata Taub-Dix. Dressing populer lain yang tinggi gula adalah mustard madu, dressing manis Italia, serta dressing Prancis dan biji bunga popi.

Garam
"Garam adalah bahan umum pada dressing dan harus dimonitor oleh pemilik tekanan darah tinggi," kata Rifkin. Pasalnya, garam tinggi sodium dan pola makan tinggi zat ini bisa menambah risiko penyakit kardiovaskular. Menurut sebuah penelitian ilmiah, risiko penyakit kardiovaskular naik 6 persen dari setiap gram asupan sodium.

MSG
Rifkin menjelaskan MSG atau penyedap digunakan di banyak dressing untuk menambah rasa dan selera. Padahal, penelitian ilmiah menyebut pola makan tinggi MSG bisa menyebabkan peradangan. Penelitian lain mengatakan rutin mengonsumsi MSG terkait obesitas, kerusakan liver, dan gangguan sistem saraf pusat. Karena itulah Rifkin menganjurkan konsumsinya dikurangi.

Minyak kelapa
Minyak kelapa mungkin sehat tapi Taub-Dix mengatakan kandungan lemak jenuhnya masih tinggi sehingga perlu dihindari. Seperti halnya minyak sawit, ia pun menganjurkan untuk menghindarinya dan lebih baik memilih minyak alpukat atau minyak zaitun.

Baca juga: Sekali Lagi, 5 Manfaat Kacang Pistachio untuk Kesehatan

Berita terkait

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

5 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

14 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

40 hari lalu

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

Minyak makan merah lebih murah dan bernutrisi. Pabrik pertama telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Deli Serdang, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

44 hari lalu

6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Minyak Makan Merah yang Diklaim Jokowi Lebih Murah dan Bergizi?

47 hari lalu

Apa Itu Minyak Makan Merah yang Diklaim Jokowi Lebih Murah dan Bergizi?

Minyak makan merah merupakan produk dari minyak sawit mentah yang setelah proses penyulingan tidak dilanjutkan ke proses-proses selanjutnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pamer Minyak Makan Merah: Harga Lebih Murah dan Bakal Jadi Tren

49 hari lalu

Jokowi Pamer Minyak Makan Merah: Harga Lebih Murah dan Bakal Jadi Tren

Jokowi menilai penggunaan minyak makan merah akan menjadi tren yang baik, dalam urusan goreng-menggoreng makanan di waktu-waktu mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi ke Sumut, Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah

49 hari lalu

Jokowi ke Sumut, Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah

Dalam kunjungannya kali ini, Jokowi diagendakan untuk meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

57 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

4 Gaya Hidup untuk Hindari Risiko Kanker Hati

23 Januari 2024

4 Gaya Hidup untuk Hindari Risiko Kanker Hati

Penyakit kanker hati masuk sebagai peringkat kedua di dunia yang paling banyak merenggut nyawa. Bagaimana bisa mencegahnya?

Baca Selengkapnya