Inilah 4 Risiko Kesehatan jika Mengonsumsi Santan Berlebihan

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Nurhadi

Kamis, 12 Januari 2023 06:30 WIB

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Santan menjadi salah satu bahan masakan yang sering digunakan masyarakat Indonesia. Dalam jumlah sedang, santan dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Namun, mengonsumsi santan secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek untuk tubuh.

Mengutip Medical News Today, santan mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Menggabungkan asupan santan yang tinggi dengan karbohidrat dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Dilansir dari Live Strong, berikut beberapa risiko kesehatan jika mengonsumsi santan berlebihan:

1. Lemak Jenuh

Satu sendok makan santan mengandung 2,8 gram lemak jenuh. Jumlah ini bisa bertambah dengan cepat, terutama jika menggunakan santan dalam resep makanan.

Advertising
Advertising

"Produk kelapa cenderung mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, jadi ini bukan makanan kesehatan yang harus Anda makan kapan pun Anda mau, seperti stroberi atau bayam," kata Down Jackson Blatner, seorang ahli gizi nutrisi.

Lemak jenuh dianggap sebagai salah satu lemak tidak sehat, sama dengan lemak trans karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menyebabkan kolesterol menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan kolesterol LDL (jahat).

Asupan lemak yang terlalu banyak secara umum juga dapat berkontribusi pada penambahan berat badan karena lemak mengandung 9 kalori per gram, yang lebih dari dua kali jumlah yang ditemukan dalam protein dan karbohidrat.

2. Iritasi Usus Besar

Sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah kondisi kronis umum yang mempengaruhi usus besar dan dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, kram, diare, kembung, gas, dan sembelit. Gejala-gejala ini mungkin dipicu oleh stres, hormon, atau makanan.

Jumlah lemak yang tinggi seperti yang ditemukan dalam santan dapat memicu kondisi ini dan para ahli biasanya menyarankan orang untuk menghindari makanan berlemak.

Kondisi ini terjadi karena lemak menunda pengosongan perut dan mempercepat makanan bergerak melalui usus kecil dan penderita IBS sering melaporkan kembung setelah makan tinggi lemak.

Orang dengan kondisi ini harus membatasi asupan lemak secara keseluruhan tidak lebih dari 40 sampai 50 gram per hari.

3. Interaksi obat

Makanan tinggi lemak seperti santan dapat mengubah efek obat-obatan tertentu, seperti:

- Teofilin (bronkodilator yang digunakan untuk mengobati gejala asma, bronkitis kronis, dan emfisema).

-Cycloserine (antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis dan infeksi saluran kemih).

-Esomeprazole (penghambat pompa proton yang digunakan untuk mengobati penyakit gastroesophageal reflux).

4. Alergi

Kebanyakan orang yang alergi kacang pohon bisa makan kelapa dengan aman. Meskipun Food and Drug Administration mengakui kelapa sebagai kacang pohon, secara botani kelapa diklasifikasikan sebagai buah. Jika alergi, sebaiknya bicarakan dengan ahli sebelum menambahkan santan ke dalam makanan.

WINDA OKTAVIA

Baca juga: Jangan Makan Makanan Bersantan Jika Anda Menderita Penyakit ini

Berita terkait

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

9 hari lalu

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

11 hari lalu

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

Berikut 10 penyebab bersin terbanyak hasil riset pada 2.000 orang, bukan hanya karena alergi atau sedang flu.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

15 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

21 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

22 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

30 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

36 hari lalu

Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.

Baca Selengkapnya

Cara Membuat Ketupat dan Hidangan Sayur Pelengkapnya

37 hari lalu

Cara Membuat Ketupat dan Hidangan Sayur Pelengkapnya

Ketupat hidangan utama saat Lebaran atau Idulfitri

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

38 hari lalu

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

38 hari lalu

Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.

Baca Selengkapnya