Asal-usul Hari Kusta Sedunia dan Mengenali Tema Peringatan Tahun 2023

Minggu, 29 Januari 2023 14:51 WIB

Kusta

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kusta Sedunia diperingati setiap tahun pada Minggu terakhir Januari. Hari Minggu tahun ini pada 29 Januari 2023. Mengutip WebMD, referensi tertulis pertama yang diketahui tentang penyakit kusta dari tahun 600 Sebelum Masehi. Kusta salah satu penyakit yang termuat dalam berbagai literatur peradaban kuno.

Mengutip laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kusta menular kronis tersebab Mycobacterium Leprae. Peringatan Hari Kusta Sedunia ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap stigma yang melekat terhadap penyakit itu. Orang yang mengalami kusta bisa sembuh.

Asal-usul Hari Kusta Sedunia

Advertising
Advertising

Mengutip WHO, kusta ditemukan dokter asal Norwegia, Gerhard Henrik Armauer Hansen pada 1873. Gerhard mengidentifikasi bakteri Mycobacterium Leprae sebagai bakteri utama yang menyebabkan penyakit kusta.

Bakteri penyakit kusta memberikan efek jangka panjang yang berakibat kerusakan permanen saraf, kulit, mata, dan saluran pernapasan. Kusta juga membuat pengidapnya mati rasa di bagian yang mengalami penyakit itu. Efek lainnya meliputi kelemahan otot dan penglihatan yang memburuk.

Filantropis Prancis, Raoul Follereau menetapkan Hari Kusta Sedunia pada 1954 sebagai penghargaan atas Mahatma Gandhi yang banyak bekerja dengan orang yang mengalami kusta.

Semenjak itu, peringatan terkait kusta semakin digerakkan dan makin luas. Hal tersebut berdampak terhadap penurunannya jumlah orang yang mengalami penyakit kusta di dunia. Tercatat, penyakit kusta yang pada 1980-an menyentuh lima juta kasus. Perubahan jumlah menunjukkan penurunan menjadi 133.802 pada 2021.

Baca: Mengapa Kusta Dijuluki Penyakit Kuno?

Tema Hari Kusta Sedunia 2023

Tema Hari Kusta Sedunia 2023, Act Now. End Leprosy.Tema tahun ini berfokus tiga pesan utama:

1. Pemberantasan tidak mustahil

Kita memiliki kekuatan dan alat untuk menghentikan penularan dan mengalahkan penyakit ini.

2. Bertindak sekarang

Kita membutuhkan sumber daya dan komitmen untuk mengakhiri kusta. Memprioritaskan eliminasi kusta.

3. Jangkau yang belum terjangkau

Kusta bisa dicegah dan diobati.

Fakta tentang kusta yang penting diketahui

Peningkatan kesadaraan momentum Hari Kusta Sedunia. Berikut beberapa fakta yang perlu dibagikan.

1. Kusta bisa disembuhkan dengan kombinasi antibiotik yang dikenal dengan multi drug therapy (MDT). Perawatan ini tersedia secara gratis di seluruh dunia. Jika kusta tidak diobati, penyakit itu menyebabkan komplikasi serius.

2. Kusta berusia setidaknya 4.000 tahun, menjadikannya salah satu penyakit tertua yang diketahui umat manusia. Target eliminasi penularan atau penyebab kusta mencapai 120 negara dengan nol kasus kusta asli baru pada 2030.

3. Kusta masih ada, meskipun diagnosis sekitar 200.000 orang mengalami kusta setiap tahun sebelum Covid-19. Jumlah itu turun 30 persen karena gangguan yang disebabkan oleh pandemi terhadap program kusta. Jutaan orang hidup cacat akibat kusta, terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Baca: 3 Jenis Penyakit Kusta, Apakah Berisiko Komplikasi?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

19 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

24 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

25 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

26 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

29 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya