Waspada Berlebihan Efek PTSD, Mengenali Gejala Hyperarousal dan Terapi Mengatasinya

Reporter

Rindi Ariska

Editor

Bram Setiawan

Selasa, 31 Januari 2023 22:33 WIB

Ilustrasi trauma (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Saat teringat trauma masa lalu, kemudian mendadak sangat waspada menandakan hyperarousal gejala utama gangguan stres pascatrauma atau PTSD. Gejala yang muncul seperti sulit tidur, susah konsentrasi, gelisah, bertindak cepat secara tiba-tiba. Serangan panik dan mudah terkejut dan marah secara berlebihan juga ciri gejalanya.

Mengutip Verywell Health, secara psikologis hyperarousal mengakibatkan stres dan seringkali membuat orang merasa panik atau cemas. Kondisi itu bahkan ketika tidak ada bahaya atau ancaman nyata. Jika anak-anak mengalami hyperarousal gejala umumnya susah tidur dan mengalami mimpi menakutkan tentang peristiwa traumatis.

Baca: PTSD Rentan Memicu Sikap Waspada Berlebihan Saat Teringat Trauma atau Hyperarousal

Cara mengatasi hyperarousal

Advertising
Advertising

1. Terapi perilaku kognitif

Terapi untuk mengelola pola berpikir atau perilaku yang memicu gejala PTSD. Terapi ini juga untuk pengajaran cara menanggapi trauma dengan perilaku yang lebih positif.

2. Terapi pemaparan

Mengutip Healthline, terapi pemaparan membantu pasien menghadapi situasi dan ingatan yang traumatis dengan cara yang aman. Terapi yang biasanya menggunakan program realitas virtual ini untuk proses belajar mengatasinya keadaan secara lebih baik.

3. Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR)

Saat terapis akan mengarahkan pergerakan mata agar fokus menjadi teralihkan, supaya respons psikologis terhadap trauma bisa lebih tenang.

4. Pelatihan perhatian

Pelatihan mindfulness bertujuan untuk memusatkan perhatian. Pelatihan yang mengacu sensasi langsung daripada mengikuti pikiran yang tidak menentu dan membuat stres.

Penyebab hyperarousal

Beberapa orang dengan PTSD mengalami kecemasan yang meningkat. Kondisi itu mungkin membuat mereka lebih sensitif dan terlalu responsif terhadap rangsangan dan peristiwa di sekitarnya.

Trauma ini terjadi bisa menyebabkan stres hingga depresi, meskipun sudah berlalu dan berada dalam lingkungan yang aman. Penderita PTSD akan merasa tertekan dan terus mengalami kecemasan yang berdampak terhadap keadaan hyperarousal seakan-akan ada bahaya yang mengintai.

Penyebab utama hyperarousal dipengaruni PTSD. Mengutip Healthline, jenis peristiwa yang menyebabkan PTSD, antara lain perampokan, kecelakaan, kekerasan seksual, pengalaman militer, pelecehan. kekerasan dalam rumah tangga, serangan terorisme, dan bencana alam.

Ada banyak kejadian lain yang meningkatkan risiko berkembangnya PTSD. Namun, tidak semua orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis akan mengalami PTSD atau hyperarousal.

Baca: 4 Jenis Trauma dan Pemicunya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

1 hari lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

8 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

9 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

9 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya