Penyebab Gangguan Kepribadian Antisosial dan Kiat Perawatannya

Selasa, 7 Februari 2023 22:03 WIB

ilustrasi stres (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan kepribadian antisosial (ASPD) cenderung bersikap mengabaikan orang lain. Sikap mengabaikan hak dan perasaan itu biasanya tanpa muncul penyesalan atau rasa bersalah atas tindakan tersebut.

Merujuk Mayo Clinic, gejala ASDP berlainan. Adapun beberapa contohnya bersikap arogan dan ingin mengendalikan orang lain. Kebohongan terus-menerus untuk mengeruk daya orang lain dengan sinisme dan tidak menghormati.

Cenderung mengutamakan kesenangan pribadi tanpa memperhatikan efek yang merugikan orang lain. Mudah bersikap melanggar hak orang lain atau intimidasi. Jika pun perbuatannya merugikan orang lain, tak ada dorongan untuk tebersit empati.

Baca: Perbedaan Antisosial Vs Fobia Sosial, Jangan Sampai Salah Memahami

Penyebab gangguan kepribadian antisosial

Advertising
Advertising

Merujuk Cleveland Clinic, tak ada penyebab tunggal dari ASPD. Namun, beberapa faktor bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Kondisi biologis misalnya, orang yang mengalami ASDP dinilai ada yang tak biasa dalam kadar serotonin, zat kimia di otak yang mengatur suasana hati dan perasaan bahagia.

Faktor lingkungan juga mempengaruhi itu. Trauma atau pelecehan pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko ASDP. Adapun gaya hidup tidak sehat rentan mempengaruhi masalah penyebab ASDP. Misalnya, penyalahgunaan obat-obatan atau minuman beralkohol.

ASPD diperiksa melalui evaluasi psikologis yang mengeksplorasi pikiran, perasaan, hubungan, pola perilaku, dan riwayat keluarga. Riwayat kepribadian dan kesehatan juga akan dipelajari.

Mengutip Verywell Mind, karena sejumlah alasan yang tidak pasti orang yang antisosial cenderung tidak menyadari hal yang salah dalam dirinya. Terkadang, kondisinya baru mendapat penanganan ketika tindakannya sudah melawan hukum.

Perawatan menangani antisosial

1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Psikoterapi ini berfokus perubahan pola pikir dan perilaku. CBT membantu orang yang mengalami kondisi mengetahui perilaku buruknya dan cara menanganinya.

2. Terapeutik

Komunikasi terapeutik bertujuan membina hubungan antara perawat dengan pasien agar untuk beradaptasi dengan stres. Adapun manfaatnya mengatasi gangguan psikologis untuk membantu munculnya rasa nyaman. Cara ini bermanfaat mencegah dan menangani masalah perilaku yang rentan berakibat ASPD.

3. Terapi multisistemik

Mengutip Psych Central, terapi multisistemik sering digunakan untuk mengatasi ASPD serius. Terapi ini program perawatan yang intens untuk pemulihan, berfokus keluarga dan berbasis komunitas. Biasanya untuk remaja dengan pelanggaran pidana.

4. Terapi keluarga fungsional

Terapi berbasis keluarga ini ditujukan biasanya untuk usia 11 tahun hingga 18 tahun yang berpotensi mengembangkan ASPD. Terapi ini membantu mengurangi kecenderungan perilaku buruk anak dan meningkatkan pemahaman keluarga untuk penanganan.

Baca: Sosiopat, Antisosial yang Terbentuk karena Trauma Masa Lalu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

8 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

9 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

9 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya