Kenali Gangguan Kejiwaan Binge Eating

Rabu, 1 Maret 2023 14:16 WIB

Ilustrasi wanita makan burger. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir setiap orang pasti pernah merasakan makan secara berlebihan atau kekenyangan. Hal tersebut wajar yang biasanya juga bisa dipengaruhi suasana hati. Tapi dalam hal kesehatan, makan secara berlebihan dan di luar kendali bisa jadi termasuk dalam gangguan kejiwaan yang dinamakan binge eating disorder (BED)

Binge eating disorder adalah gangguan makan serius di mana orang jadi lebih sering mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dan merasa tidak dapat berhenti makan sehingga diperlukan pengobatan khusus untuk mengatasinya. Lalu, apa sebenarnya binge eating disorder, penyebab dan bagaimana mengobatinya? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut.

Pengertian binge eating
Melansir dari Healthline, binge eating disorder adalah penyimpangan perilaku makan, di mana penderitanya mengalami gangguan makan. Penderita binge eating biasanya akan makan dalam jumlah yang sangat banyak dan sulit menahan dorongan untuk terus makan.

Binge eating disorder telah diidap oleh hampir 2 persen orang di seluruh dunia dan berpotensi besar menyebabkan masalah kesehatan seperti kadar kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga jantung.

Penyebab
Penyebab binge eating disorder masih belum diketahui. Namun ada beberapa faktor yang diperkirakan bisa meningkatkan risiko terkena gangguan ini, dilansir dari laman Healthline.

Advertising
Advertising

1. Genetika
Binge eating disorder bisa terjadi jika orang tua atau saudara kandung memiliki atau pernah mengalami gangguan makan. Dengan kata lain, kemungkinan adanya gen atau keturunan dengan penyakit yang sama bisa menyebabkan binge eating pada seseorang.

2. Jenis kelamin
Dibandingkan pria, binge eating seringkali dialami oleh wanita. Di Amerika Serikat, 3.6 persen wanita mengalami BED dibandingkan dengan 2.0 persen pria.

3. Perubahan di otak
Ada indikasi orang dengan BED mungkin mengalami perubahan struktur otak yang menghasilkan respons yang lebih tinggi terhadap makanan dan kurang pengendalian diri.

4. Berat badan
Hampir 50 persen orang dengan BED mengalami obesitas dan 25-50 persen pasien yang berencana melakukan operasi penurunan berat badan memenuhi kriteria sebagai pengidap BED sehingga berat badan justru bisa menjadi penyebab binge eating.

5. Trauma emosional
Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti pelecehan, kematian, perpisahan dari anggota keluarga, atau kecelakaan mobil, merupakan faktor risiko penyebab orang mengalami BED.

6. Kondisi psikologis
Hampir 80 persen pengidap BED memiliki setidaknya satu gangguan psikologis lain, seperti fobia, depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan bipolar, kecemasan, atau penyalahgunaan zat.

Tanda-tanda binge eating
Tanda-tanda orang mengidap binge eating disorder, meliputi:

-Makan makanan dalam jumlah yang tidak biasa dalam jumlah waktu tertentu.
-Perilaku makan yang diluar kendali.
-Makan saat masih kenyang atau tidak lapar.
-Makan sampai merasa tidak nyaman akibat kekenyangan.
Sering makan sendiri atau sembunyi-sembunyi.
-Merasa tertekan, jijik, malu, bersalah, atau kesal karena makan.
-Sering diet, mungkin tanpa penurunan berat badan.
-Makan jauh lebih cepat dari biasanya.

Pengobatan untuk penderita binge eating
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mengobati binge eating disorder, jika merasa memiliki gejala maka segera cari bantuan profesional. Selain itu, terapi juga kemungkinan bisa membantu menyembuhkan binge eating.

Namun, secara umum pengobatan yang paling efektif adalah dengan melakukan terapi perilaku kognitif (CBT) untuk BED. Terapi ini berfokus pada analisis hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku negatif yang berkaitan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan.

Selain itu, ada juga beberapa strategi yang bermanfaat untuk pengobatan binge eating, yaitu:
1. Melatih kesadaran, ini dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pemicu binge eating sambil membantu meningkatkan pengendalian diri dan mempertahankan penerimaan diri.

2. Temukan seseorang untuk diajak bicara. Penting untuk mendapatkan dukungan, baik pasangan, keluarga, dan teman.

3. Pilih makanan sehat. Pola makan yang terdiri dari makanan tinggi protein dan lemak sehat, makanan teratur, dan makanan utuh akan membantu memuaskan rasa lapar dan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan.

4. Mulailah berolahraga. Olahraga dapat membantu meningkatkan penurunan berat badan, memperbaiki citra tubuh, mengurangi gejala kecemasan, dan meningkatkan suasana hati.

5. Tidur cukup. Kurang tidur dihubungkan dengan asupan kalori yang lebih tinggi dan pola makan yang tidak teratur. Dianjurkan untuk tidur nyenyak setidaknya 7–8 jam per malam.

RIZKI DEWI AYU (CW)

Pilihan Editor: Binge Eating Disorder, Bagaimana Gejala dan Kiat Mengatasinya?

Berita terkait

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

4 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

5 hari lalu

Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

Dokter anak menjelaskan metode RRID bisa digunakan untuk mengatasi anak tantrum. Seperti apa penerapannya?

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

9 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

11 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

12 hari lalu

Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.

Baca Selengkapnya

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

22 hari lalu

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku

Baca Selengkapnya

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

22 hari lalu

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.

Baca Selengkapnya

Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

28 hari lalu

Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

Beberapa ciri terkait sindrom anak sulung adalah perfeksionis, tanggung jawab besar, berperan sebagai pemimpin. Berdampak positif atau sebaliknya?

Baca Selengkapnya

Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

39 hari lalu

Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tallulah Willis, Putri Bruce Willis dan Demi Moore Didiagnosis Mengidap Autisme

41 hari lalu

Tallulah Willis, Putri Bruce Willis dan Demi Moore Didiagnosis Mengidap Autisme

Tallulah Willis mengungkapkan diagnosis autisme melalui video masa kecilnya dengan Bruce Willis

Baca Selengkapnya