Asupan Energi Tak Seimbang Sebabkan Obesitas pada Anak

Reporter

Antara

Senin, 6 Maret 2023 15:51 WIB

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Winra Pratita, mengatakan 95 persen kasus obesitas pada anak dipengaruhi masalah keseimbangan energi. Sisanya akibat kelainan genetik. Ia menyebut obesitas sebagai kelainan atau penyakit yang ditandai penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan.

"Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang keluar sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam jaringan lemak," kata Winra.

Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU itu menyebut kasus tersebut terjadi akibat asupan energi tinggi dan tidak ditunjang aktivitas fisik secara optimal sehingga metabolisme tubuh rendah. Ia mengatakan kurang aktivitas fisik memicu berat badan naik, khususnya selama pandemi, di mana berat badan anak banyak yang bertambah karena hanya beraktivitas di rumah. Karakter pasien obesitas akibat ketidakseimbangan energi umumnya berperawakan tinggi, ada riwayat obesitas pada keluarga, dan pertumbuhan tulang normal.

"Berbeda dengan overweight, yakni kelebihan berat badan dibandingkan berat ideal yang disebabkan penimbunan jaringan lemak," jelasnya.

Selain masalah keseimbangan energi, 5 persen kasus obesitas pada anak juga dapat disebabkan pengaruh medis, seperti endokrinologi atau faktor genetik. "Biasanya perawakan pendek, tidak didapat riwayat obesitas pada keluarga, pertumbuhan tulang terlambat," paparnya.

Advertising
Advertising

Kenali gejala kilnis
Gejala klinis yang bisa dikenali pada bagian kepala, terlihat wajah membulat, pipi tembam, dagu rangkap, pada tenggorokan ada hipertrofi tonsil, leher tampak pendek, bercak kehitaman di belakang leher, dada membusung dengan payudara membesar, suara napas mengorok. Selain itu, faktor genetik pada anak obesitas juga ditandai perut membuncit disertai dinding perut berlipat, tungkai berbentuk X, gerakan pinggul terbatas, sistem reproduksi penis tampak kecil karena tertutup timbunan lemak.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya dengan mencegah konsumsi makanan atau minuman berpemanis melebihi ambang batas aman. Asupan gula, garam, dan lemak sesuai rekomendasi maksimal, yaitu gula sebanyak 50 gram per hari (4 sdm), garam 2 gram (sdt), dan lemak 67 gram (5 sdm). Selain itu, anak juga memerlukan asupan makanan berkarbohidrat, vitamin, dan mineral yang seimbang.

"Aktivitas fisik diperlukan paling tidak 60 menit, bisa bermain dengan anak sesuai kesukaannya. Kurangi waktu di depan layar ponsel, TV, atau komputer," sarannya.

Winra juga mendorong orang tua memperhatikan waktu tidur anak yang cukup. Anak usia 4-12 bulan 12-16 jam, 1-2 tahun 11-14 jam, 3-5 tahun 10-13 jam, 6-12 tahun 9-12 jam, 13-18 tahun 8-10 jam.

Pilihan Editor: Kelainan Genetika Bisa Jadi Pemicu Anak Obesitas

Berita terkait

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

11 jam lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

14 jam lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

5 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

7 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

14 hari lalu

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

14 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

14 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

15 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

22 hari lalu

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.

Baca Selengkapnya

Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

22 hari lalu

Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

Juara X Factor Fatin Shidqia mengaku tidak mengonsumsi daging sapi atau daging merah. Ternyata, kebiasaan ini punya banyak manfaat kesehatan.

Baca Selengkapnya