Ketahui Perbedaan Hipoksia dan Hipoksemia, Plus 8 Akibatnya

Kamis, 9 Maret 2023 09:35 WIB

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hipoksia adalah keadaan ketika oksigen tidak tersedia dalam jumlah yang cukup pada tingkat jaringan untuk mempertahankan homeostasis. Hipoksia dapat bervariasi dalam intensitas dari ringan hingga berat dan dapat muncul dalam bentuk akut, kronis, atau akut dan kronis. Selain itu, hipoksia juga menjadi gangguan umum yang kerap ditemui setiap hari di rumah sakit, sebagaimana diterangkan dalam ncbi.nlm.nih.gov.

Saat sedang bernapas, seseorang mengambil oksigen ke paru-paru, lalu oksigen akan mengalir melalui saluran udara menuju ke dalam kantong kecil atau alveoli. Setelah itu, oksigen diambil oleh darah di pembuluh kecil yang berjalan di dekat alveoli (kapiler) untuk dialirkan melalui darah ke jaringan lain. Kemudian, ketika oksigen sudah turun, akan memberikan karbon dioksida ruang untuk bersarang di dalam tubuh. Karbon dioksida adalah produk limbah yang kemudian dibawa kembali ke paru-paru dan keluar dari tubuh ketika bernapas. Jika tidak cukup oksigen melewati tempat mana pun dalam perjalanan, maka seseorang akan mengalami hipoksia.

Hipoksia dalam perkembangannya sering digunakan secara bergantian oleh istilah hipoksemia, tetapi keduanya tidak sama, meskipun namanya terdengar mirip. Keduanya memang sama-sama melibatkan kekurangan oksigen, tetapi di bagian tubuh yang berbeda. Hipoksia adalah kadar oksigen rendah dalam jaringan dan hipoksemia adalah kadar oksigen rendah dalam darah.

Hipoksia sering disebabkan oleh hipoksemia, tetapi tidak semua kasus seperti itu. Seseorang bisa mengalami hipoksia, tetapi tidak hipoksemia, begitu juga sebaliknya. Namun, hipoksemia dapat menyebabkan hipoksia ketika darah tidak membawa cukup oksigen ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sebagaimana dilansir WebMd.

Setiap kondisi yang mengurangi jumlah oksigen dalam darah atau membatasi aliran darah dapat menyebabkan hipoksia. Biasanya, orang yang hidup dengan penyakit jantung atau paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, fibrosis paru, bronkitis, atau asma dapat berisiko tinggi mengalami hipoksia. Tidak hanya itu, beberapa infeksi atau penyakit lainnya, seperti anemia, pneumonia, pneumotoraks, influenza, apnea tidur, dan Covid-19 pun dapat meningkatkan risiko hipoksia.

Advertising
Advertising

Saat seseorang mengalami hipoksia yang berkepanjangan, akan mengalami penurunan kadar oksigen dan menyebabkan kerusakan organ, termasuk organ vital dalam tubuh. Bahkan, kerusakan otak dan jantung dapat terjadi karena hipoksia sehingga jika tidak diatasi atau diketahui dengan cepat dapat mengancam nyawa seseorang. Akibatnya, penting untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang dialami oleh seseorang penderita hipoksia.

Merangkum clevelandclinic.org, gejala hipoksia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan, penyebab, dan bagian tubuh yang terpengaruh. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita hipoksia, yaitu:

  • Kegelisahan
  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Kecemasan
  • Kulit kebiruan
  • Detak jantung cepat
  • Pernapasan cepat
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas (dyspnea)

Pilihan Editor: Jenis-jenis Hipoksia, Begini 5 Cara Menangani Hipoksia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

15 jam lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

3 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

6 hari lalu

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

Dermatolog mengatakan pengobatan penyakit kulit rosacea bisa dilakukan dengan beberapa modalitas seperti suntik atau laser.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

8 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

18 hari lalu

Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

Polda Banten juga melakukan pengawalan korban ke pos kesehatan karena volume kendaraan yang meningkat saat arus balik Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

21 hari lalu

Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

Memar atau lebam biasanya muncul di kulit dalam warna merah, ungu kebiruan dan jarang dianggap serius. Padahal bisa jadi masalah kesehatan tertentu.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

27 hari lalu

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Waktunya Mudik Lebaran, Dokter Jantung Ingatkan Kaki Bengkak saat Perjalanan Jauh

27 hari lalu

Waktunya Mudik Lebaran, Dokter Jantung Ingatkan Kaki Bengkak saat Perjalanan Jauh

Kaki bengkak dapat terjadi pada orang dalam perjalanan jauh karena sirkulasi darah terganggu akibat duduk terlalu lama, termasuk yang mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

45 hari lalu

Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

Kenali tanda-tanda stroke, dan dalam 3 jam pertama atau golden period untuk memaksimalkan peluang pemulihan. Ini yang harus dilakukan.

Baca Selengkapnya