Orang Dewasa Juga Bisa Alami ADHD, Cek Tandanya

Reporter

Antara

Rabu, 22 Maret 2023 15:52 WIB

Ilustrasi orang lupa

TEMPO.CO, Jakarta - Di Amerika Serikat, sekitar 4 persen orang dewasa atau 8 juta orang didiagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) setiap tahun. ADHD atau gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas pada orang dewasa sering dimulai pada masa kanak-kanak dan tidak terdiagnosis.

"Ada kepercayaan umum ADHD hanya berdampak pada anak-anak tetapi penelitian lanjutan telah membuktikan sebaliknya. Sebagian besar orang dewasa mengalami ADHD yang tidak terdiagnosis dalam beberapa tahun terakhir," ujar praktisi perawat kesehatan mental di perusahaan kesehatan digital Done, Sussan Nwogwugwu, seperti disiarkan laman Medical Daily.

Meskipun awalnya muncul gejala yang tidak terlihat, Attention Deficit Hyperactivity Disorder bisa berubah menjadi kelumpuhan seiring waktu. Kelumpuhan ADHD didefinisikan sebagai kondisi ketika energi yang begitu besar menyebabkan otak mati atau sulit berfungsi dengan baik, diiringi rasa takut yang begitu besar pada yang mengalaminya. Pada permulaan kelumpuhan, orang cenderung menunjukkan tanda-tanda seperti menghindari, menunda, dan mengabaikan.

Pakar kesehatan mental telah lama menggarisbawahi pentingnya mengenali gejala ADHD. Berikut beberapa gejala ADHD yang sebaiknya diwaspadai.

Kehilangan barang secara teratur
Orang dengan ADHD cenderung sering kehilangan barang dan lupa informasi-informasi penting. “Orang dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan yang konsisten dalam mengingat detail penting, seperti di mana kunci, sementara orang neurotipikal hanya sering lupa di mana menaruh kunci," kata konsultan ADHD di Ontario, Kanada, Krista Carvin.

Advertising
Advertising

Fokus berlebihan
Fokus berlebihan adalah sifat lebih umum pada orang dengan ADHD. Ketika ia tampak sepenuhnya mengabaikan tugas yang lain hanya demi satu pekerjaan yang sedang dilakukan, itu adalah tanda bahaya yang jelas.

“Gejala umum dari hiperaktif adalah mudah teralihkan pada satu kasus atau terlalu fokus kasus lainnya. Karena hal itu orang bisa sangat terlibat pada satu hal dan mengabaikan hal lain meskipun sama pentingnya," kata Catherine Del Toro dari kelompok pendukung kesehatan mental di Amerika Serikat, Grow Therapy.

Meninggalkan tugas setengah jalan
Sering lupa dalam tahap parah adalah ciri khas pengidap ADHD. Penderita ADHD tingkat lanjut mungkin mulai kehilangan minat pada tugas-tugas rutin atau meninggalkan tugas setengah jadi dan beralih ke tugas berikutnya tanpa terlalu memikirkannya.

“Penderita ADHD mungkin mulai mencuci piring kemudian ketika melihat ada yang tumpah di lantai, dia akan beralih membersihkan lantai. Kemudian, saat menyapu, ia melihat ada bekas jari di kaca, ia malah beralih membersihkan kaca, ” ujar Del Toro.

Fluktuasi energi
Orang dengan ADHD mungkin merasa sangat bersemangat untuk melakukan tugas pada suatu hari namun sekali tidak tertarik, ia menarik diri dari tugas tersebut pada hari berikutnya. Carvin mencontohkan pada suatu hari orang merasa baik-baik saja belanja ke toko sayur. Tapi esok hari, ketika terlalu banyak mendapatkan stimulasi, aroma atau visual toko sayur begitu mengganggu sehingga merasa tidak sanggup berbelanja.

Gangguan pada kehidupan asmara
Penderita ADHD sulit membantu tugas pasangan atau bahkan susah menghujani mereka dengan perhatian. Hal ini tentu akan menyebabkan konflik dan perasaan terluka. Carvin menjelaskan orang dengan ADHD bersifat sensitif terhadap penolakan.

"Jika dihadapkan pada umpan balik yang begitu keras dari pasangan, mereka mungkin akan merespons dengan cara yang tidak seimbang dengan situasi yang dihadapi," ujarnya. Carvin mengimbau penting untuk memeriksakan diri ke ahli untuk mengetahui kondisi yang dialami supaya bisa mendapat perawatan yang sesuai.

Pilihan Editor: ADHD Bisa karena Faktor Keturunan, Simak Penjelasan Psikiater

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

6 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

6 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

7 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

11 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

11 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

14 hari lalu

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya

Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

16 hari lalu

Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

16 hari lalu

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

18 hari lalu

4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?

Baca Selengkapnya

Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

19 hari lalu

Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

Beberapa drama Korea atau drakor mengajarkan beberapa hal secara populer misalkan soal kesehatan mental hingga budaya Korea Selatan.

Baca Selengkapnya