Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

Selasa, 4 April 2023 15:30 WIB

Seorang pria etnis Tionghoa melempar jinzhi atau uang arwah atau kertas emas, pada patung Dewa Cina, Da Shi Ye yang terbuat dari kertas saat berlangsungnya festival Ghost di Kajang, di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Agustus 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Saat melakukan perayaan Cheng Beng, banyak etnis Tionghoa melakukan ritual bakar uang arwah. Bukan hanya uang, keluarga Tionghoa juga membakar berbagai benda lainnya seperti emas kertas, baju kertas hingga mobil kertas. Hal itu dilakukan untuk mengirim benda-benda itu kepada leluhur yang sedang berada di akhirat.

Masyarakat Tionghoa percaya saat membakar benda replika dari kertas tersebut, leluhur akan menerima bentuk asli di akhirat sana. Lantas, bagaimana asal usul ritual bakar uang arwah ini?

Mengutip dari dhammacakka.org, tradisi 'bakar uang' atau jinzhi ini dipercaya berasal dari Dinasti Tang di Tiongkok, tepatnya pada masa pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien pada abad ke-7.

Suatu hari terdapat kabar bahwa sang kaisar mengalami sakit parah, yang membuat rakyatnya merasa sedih. Hingga kemudian diberitakan bahwa Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia. Karena besarnya rasa cinta rakyat terhadap Kaisar Lie Sie Bien ini, mereka berinisiatif untuk memasang kain putih di depan rumah tanda berkabung atas meninggalnya sang Kaisar.

Namun terjadi sebuah keajaiban, dimana beberapa hari setelah itu jenazah Kaisar Lie Sie Bien yang akan disemayamkan malah hidup kembali. Kaisar Lie Sie Bien menceritakan bagaimana ia bisa hidup kembali dan perjalanannya menuju alam barzah.

Advertising
Advertising

Saat itu, dirinya bertemu dengan ayah, ibu dan keluarga lainnya yang telah lama meninggal dunia dan mereka terlihat menderita karena kelaparan, kehausan dan serba kekurangan. Mereka memanggil Kaisar Lie Sie Bien dan meminta bantuannya agar penderitaannya berkurang. Caranya, diberikan makanan, pakaian rumah dan berbagai benda lainnya. Menurut sang Kaisar, mereka meminta bantuan pada keturunan dan keluarganya yang masih hidup.

Kaisar Lie Sie Bien akhirnya mengimbau agar keturunan dan keluarga yang masih hidup jangan sampai melupakan keluarga yang sudah meninggal. Untuk itu keluarga yang masih hidup disarankan mengirim bantuan dana atau uang pada mereka, dengan cara membakar kertas emas dan perak yang nantinya akan menjelma menjadi kepingan uang emas dan perak di alam sana, sehingga mereka tidak menderita.

Hingga saat ini ritual bakar uang arwah masih terus dilakukan untuk menghormati leluhur. Biasanya, ritual ini dilakukan saat Cheng Beng, selain itu tradisi juga menjadi bukti kecintaan etnis Tionghoa untuk keluarga yang sudah wafat.

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Pilihan Editor: Festival Cheng Beng,Tradisi Unik Masyarakat Tionghoa Setelah Cap Go Meh

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

3 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

4 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

4 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

5 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya