Pakar Sebut Perlu Kajian Ilmiah Terkait Pengobatan Alternatif Ida Dayak

Reporter

Antara

Kamis, 6 April 2023 11:47 WIB

Ida Dayak. Instagram/Ida Dayak

TEMPO.CO, Jakarta - Pengobatan alternatif oleh Ida Andriyani atau Ida Dayak di Depok, 3 April 2023, ramai di media sosial dengan jumlah pasien yang membludak sehingga terpaksa dihentikan di hari berikut. Konon, Ida Dayak dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti patah tulang, saraf kejepit, hingga stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) menyatakan keamanan dan dampak lanjutan dari pengobatan alternatif Ida Dayak perlu dikaji secara ilmiah.

“Saya sampaikan ilmu terus berkembang, tidak ada satu pun ilmu yang bisa mengklaim ilmunya yang paling bagus. Selain itu, juga selalu ada penyakit baru,” kata Ketua Dewan Pakar PABOI periode 2022-2025, Ferdiansyah, dalam bincang-bincang “Tanggapan Pengobatan Ortopedi Non-Medis”, Rabu, 5 April 2023.

Menanggapi antusiasme warga yang besar terhadap pengobatan alternatif Ida Dayak, Ferdi menuturkan dalam pengobatan alternatif, pemantauan terhadap tata laksana pengobatan harus diketahui secara jelas dan terstruktur, terutama bila terkait masalah tulang, yang terapinya juga harus memperhatikan bagian lain seperti saraf, otot, bahkan pembuluh darah yang melekat pada tulang.

“Kalau kita melakukan manipulasi dengan cara yang tidak benar maka justru memperberat, terutama yang kita takutkan adalah pembuluh darah dan saraf,” ujar Ketua Kolegium Ortopedi dan Traumatologi periode 2019-2022 itu.

Menurutnya, apabila pasien mengalami permasalahan hanya pada bagian tulang maka potensi peluang untuk sembuh lebih besar walaupun belum tentu posisi tulang bisa kembali seperti semula atau menjalankan fungsinya. Akan tetapi, jika bagian tulang yang bermasalah turut mengenai pembuluh darah, dampak terburuk yang terjadi pasien harus diamputasi. Sebaliknya, jika mengenai saraf akan timbul kelumpuhan karena saraf yang berpeluang tertekan, rusak, atau putus.

Advertising
Advertising

Jangan sampai menyesal
Ia menambahkan pemantauan dan pengkajian terapi dalam bentuk metode baru bisa membantu terhindar dari rasa menyesal karena sudah mengikuti terapi tersebut apabila di kemudian hari hasilnya tidak sesuai dengan harapan atau lebih buruk.

“Jangan sampai menyesal karena banyak pasien yang rentan, yaitu orang yang sudah putus asa penyakitnya, tidak bisa disembuhkan dengan cara standar yang ada. Jangan sampai mengorbankan pasien. Jadi, kita harus menjaga pasien tidak dikorbankan,” paparnya.

Selain mempelajari ilmu baru atau menemukan dampak dari pengobatan, pengkajian juga bisa membantu menemukan efikasi atau manfaat pengobatan secara efektif beserta kualitasnya untuk dipertimbangkan dalam dunia kedokteran sebagai bentuk pengobatan baru.

“Kita tidak bisa menutup mata bahwa ilmu berkembang pesat dan yang paling penting kita bisa melindungi masyarakat supaya tidak mendapatkan efek yang lebih jelek lagi karena tidak tahu hasilnya karena tidak termonitor,” tegasnya.

Pilihan Editor: Profil Ida Dayak yang Viral Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

2 hari lalu

3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

Ada tiga jenis pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien Parkinson, melalui obat-obatan, terapi fisik, dan metode operasi.

Baca Selengkapnya

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

6 hari lalu

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

Pakar mengatakan kondisi remisi pada penyakit lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat. Berikut penjelasan dokter penyakit dalam.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

17 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

20 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

22 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

25 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

38 hari lalu

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diminta Jaga Tulang Manusia di Rumoh Geudong Aceh, Diduga Terkait Pelanggaran HAM

51 hari lalu

Pemerintah Diminta Jaga Tulang Manusia di Rumoh Geudong Aceh, Diduga Terkait Pelanggaran HAM

Rumoh Geudong diyakini sebagai tempat terjadinya pelanggaran HAM berat saat Aceh menjadi daerah operasi militer

Baca Selengkapnya

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

53 hari lalu

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC

Baca Selengkapnya

Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya

54 hari lalu

Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya

Meskipun tidak bergejala, batu ginjal yang menyumbat saluran kemih dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Cek penanganannya.

Baca Selengkapnya