Bahaya Penyakit Rabies, Lakukan Cara Ini Setelah Digigit atau Dicakar Binatang

Senin, 5 Juni 2023 09:34 WIB

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 11 kasus kematian yang disebabkan rabies. Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.

"Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, Jumat, 2 Juni 2023.

Saat ini terdapat 25 provinsi yang menjadi endemis rabies, tapi hanya 8 provinsi yang bebas rabies, yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.

Sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB), rabies yaitu Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Situasi rabies di Indonesia pada 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.

Apa itu penyakit rabies?

Mengutip laman World Health Organization, rabies adalah penyakit zoonosis virus yang menyebabkan peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang progresif dan fatal. Secara klinis, rabies memiliki dua bentuk, yakni rabies ganas yang ditandai dengan hiperaktif dan halusinasi serta rabies paralitik yang ditandai dengan kelumpuhan dan koma.

Advertising
Advertising

Gejala awal infeksi rabies dapat berupa demam disertai rasa sakit dan kesemutan yang tidak biasa dan rasa tertusuk atau terbakar (parestesia) di area luka. Pada tahap selanjutnya, virus menyebar ke sistem saraf pusat yang menyebabkan peradangan fatal pada otak dan sumsum tulang belakang. Masa inkubasi penyakit ini dapat bervariasi dari 1 minggu sampai 1 tahun, namun biasanya 2-3 bulan.

Kedua jenis rabies tersebut menunjukkan gejala yang berbeda. Rabies ganas menyebabkan tanda-tanda hiperaktif, perilaku bersemangat, hidrofobia (takut air) dan terkadang aerofobia (takut angin atau udara segar). Kematian terjadi setelah beberapa hari karena henti jantung-pernapasan.

Rabies paralitik, yang menyumbang sekitar 20 persen dari jumlah total kasus manusia, berjalan lebih lama daripada bentuk ganasnya. Otot secara bertahap menjadi lumpuh, dimulai dari tempat gigitan atau cakaran. Koma perlahan berkembang dan akhirnya menyebabkan kematian. Rabies paralitik sering salah didiagnosis sehingga berdampak pada kurangnya laporan penyakit rabies.

Memvaksinasi anjing adalah langkah paling terjangkau untuk mencegah rabies. Vaksin rabies untuk manusia juga tersedia sebagai imunisasi. Jika Anda digigit atau dicakar binatang, khususnya anjing, lakukan langkah-langkah ini:

  • Segera cuci luka dengan sabun.

  • Bilas luka secara menyeluruh selama sekitar 15 menit dengan air yang banyak.

  • Oleskan obat yang mengandung yodium atau anti virus pada luka 15 menit setelah dicuci dan dibilas.

  • Hindari mengoleskan sesuatu yang bisa memperburuk iritasi pada luka seperti bubuk cabai, jus tanaman, asam dan basa.

  • Hindari menutupi luka dengan pembalut atau perban.

  • Kunjungi fasilitas perawatan kesehatan untuk peninjauan dan perawatan lebih lanjut oleh profesional.

Jika memungkinkan, amankan hewan yang menggigit dan kumpulkan informasi tentangnya dan keadaan gigitan untuk diberikan kepada profesional. Biarkan hewan penggigit terkurung dan berada di bawah pengawasan selama 10 hari.

Pilihan Editor: Hingga April 2023 Ada 11 Kasus Kematian karena Rabies. Kemenkes: Segera ke Faskes Jika Digigit Anjing

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

13 hari lalu

Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

Setelah Lebaran, orang telah banyak berinteraksi dengan yang lain dan kemungkinan lupa menerapkan pola hidup sehat. Jangan sampai menularkan penyakit.

Baca Selengkapnya

Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

21 hari lalu

Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

Tempat penitipan hewan, terutama kucing dan anjing, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang hendak mudik lebaran.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Flu Singapura, Mudah Tertular pada Anak Melalui Batuk

26 hari lalu

Kenali Gejala Flu Singapura, Mudah Tertular pada Anak Melalui Batuk

Flu Singapura yang mudah menular pada anak usia di bawah lima tahun. Orang tua perlu waspadai gejalanya.

Baca Selengkapnya

Anjing Ini Kembali Bertemu Pemiliknya Usai Insiden Ketinggalan Pesawat dan Hilang di Bandara

28 hari lalu

Anjing Ini Kembali Bertemu Pemiliknya Usai Insiden Ketinggalan Pesawat dan Hilang di Bandara

Maskapai penerbangan menerbangkan kembali pemilik anjing yang hilang di bandara

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

32 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

33 hari lalu

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

34 hari lalu

Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

Penangkapan monyet ekor panjang untuk ekspor dikhawatirkan memicu zoonosis atau penyakit dari hewan.

Baca Selengkapnya

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

41 hari lalu

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

45 hari lalu

Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

Pada 2022, sebanyak 7,5 juta orang didiagnosis tuberkulosis dan menjadi rekor tertinggi yang pernah terjadi. Berikut gejala TBC yang perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya

Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

48 hari lalu

Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan virus dan menyebabkan perih dan ruam di sekitar mulut, juga ruam dan lepuhan di tangan dan kaki.

Baca Selengkapnya