Ratusan Buruh Pabrik di Majalengka Kesurupan, Adakah Penjelasan Ilmiah?

Minggu, 9 Juli 2023 08:03 WIB

Suasana kesurupan massal di sebuah pabrik di Majalengka pada 6 Juli 2023. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan buruh pabrik di Majalengka diduga mengalami kesurupan massal. Kejadian itu terjadi di wilayah Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Kamis, 6 Juli 2023. Dalam sebuah video yang beredar di lini masa, tampak sejumlah karyawan perempuan histeris hingga terkapar di halaman pabrik.

Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto mengatakan, kejadian bermula dari salah seorang karyawan yang diduga mengalami kesurupan. Hingga kemudian menyebar ke karyawan lainnya. Diperkirakan, jumlah karyawan yang kesurupan mencapai ratusan. Dengan penanganan seadanya, setelah empat jam kemudian keadaan baru kembali kondusif.

“Untuk penanganannya, yaitu dengan cara sesama rekan kerja saling membantu satu dengan lainnya untuk menenangkan karyawan yang sedang kesurupan,” kata dia.

Indra membeberkan dugaan penyebab ratusan buruh pabrik itu yang mengalami kesurupan massal. Menurutnya hal itu disebabkan akibat faktor fisik. Ratusan karyawan tersebut diduga belum sempat sarapan sebelum melakukan perkerjaannya. “Kejadian tersebut diduga akibat karyawan belum sempat sarapan sebelum melaksanakan pekerjaan pada pagi hari,” kata Indra.

Apa Itu Kesurupan Massal?

Membahas soal kesurupan massal, istilah ini acap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namun bisakah kesurupan massal ini dijelaskan secara ilmiah dan apa penyebabnya?

Advertising
Advertising

Di Indonesia, kesurupan lazimnya dikaitkan dengan hal-hal gaib. Hal ini lantaran orang yang mengalaminya seolah dirasuki makhluk astral. Tubuh mereka seperti dikendalikan entitas tak kasat mata. Apalagi tak jarang korban biasanya mengaku telah melihat makhluk dari alam lain ketika ‘tersadar’ dari kesurupan.

Faktanya, kesurupan bukanlah fenomena klenik. Secara ilmiah, kesurupan disebut dengan histeria. Istilah ini mengacu kepada gangguan psikologis di mana tekanan dan konflik batin dikonversi menjadi sakit, nyeri, atau mengalami histeria secara tiba-tiba. Gangguan ini biasa dialami beberapa orang dalam waktu bersamaan. Sehingga, bila kesurupan melanda banyak orang maka disebut histeria massal.

Psikiater dari University of California, Los Angeles (UCLA), Gary Small M.D. menjelaskan mengenai terjadinya histeria massal. Menurutnya, ketika merasa senang atau takut, seseorang bernapas lebih cepat dan mengembuskan banyak karbon dioksida. Rendahnya karbon dioksida pada tubuh menyebabkan kesemutan, kedutan, mati rasa, bahkan kejang-kejang. Gejala inilah yang acap terjadi pada korban histeria.

Anehnya, kondisi ini ternyata menular. Garry menyebutkan ketika seseorang mendadak mengalami histeria di keramaian, orang yang berada di sekitarnya juga ikut panik, berhalusinasi, serta merasakan gejala fisik seperti orang terkena histeria massal. Inilah yang menerangkan kenapa bisa ada banyak orang terkena histeria massal atau kesurupan.

Menurut penelitian, wanita cenderung menjadi korban histeria massal. Stigma tersebut dipaparkan oleh sosiolog asal Amerika Serikat, Robert Bartholomew Ph.D. Ia menyatakan wanita kerap menjadi korban kesurupan karena dua hal, yaitu faktor biologis dan lingkungan. Berdasarkan penelitian oleh Psikiater Francois Sirois asal Kanada terhadap 45 kasus histeria massal dari seluruh dunia, dia menemukan bahwa anak-anak perempuan yang memasuki usia pubertas merupakan korban terbanyak histeria massal.

“Perempuan yang memasuki usia pubertas mengalami transisi baik secara fisik maupun mental. Pada fase transisi tersebut, mereka sering terkena nyeri psikogenik. Ini adalah rasa nyeri atau sakit yang timbul akibat dari konflik atau tekanan psikologis. Nyeri psikogenik inilah yang menyebabkan kesurupan kerap menyerang perempuan di usia pubertas,” kata Francois.

Sementara itu, menurut Robert, kesurupan kerap terjadi pada wanita akibat faktor lingkungan yang membuat frustrasi dan stres yang disimpan dalam pikiran. Contohnya, sering bekerja di lingkungan kerja yang sama dan cenderung membosankan. Hal tersebut dapat meningkatkan stres dan menyebabkan frustrasi. Robert menerangkan bahwa kesurupan bukanlah gangguan mental parah. Kesurupan merupakan respons tubuh dan pikiran terhadap tekanan yang dialami oleh seseorang.

“Orang tak perlu terlalu khawatir karena kesurupan biasanya berdampak sementara. Namun masih berlanjut dalam beberapa jam, sebaiknya segera ditangani psikiater,” ujarnya.

Pilihan Editor: Belasan Siswa SMP di Pacitan Kesurupan

Berita terkait

8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

5 hari lalu

8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

14 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

16 hari lalu

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

Dalam rapat partai di Majalengka, Hasto minta kader PDIP waspadai pihak mengaku sahabat tapi sebenarnya pengkhianat.

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

18 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

26 hari lalu

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

31 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

46 hari lalu

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Penerbangan Tambahan Jelang Lebaran, Kertajati Andalkan yang Ada

48 hari lalu

Belum Ada Penerbangan Tambahan Jelang Lebaran, Kertajati Andalkan yang Ada

Penerbangan baru di Kertajati disebut baru ada September nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

48 hari lalu

Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

Gempa bermagnitudo 3,1 menggoyang wilayah Sumedang, Majalengka, serta Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat selepas sahur, Selasa 26 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

55 hari lalu

Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

Gangguan stres kronis dan depresi merupakan dua hal yang berbeda. Stres merupakan sebuah tekanan psikologis oleh sebab apapun.

Baca Selengkapnya