5 Penyebab Resistensi Antibiotik

Editor

Nurhadi

Sabtu, 12 Agustus 2023 10:43 WIB

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Resistensi antibiotik merupakan masalah besar karena bisa menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif untuk mengobati jenis bakteri tertentu.

Dilansir dari Cleveland Clinic, resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dan dapat melawan obat antibiotik yang biasanya membunuh mereka, sehingga obat antibiotik tidak bisa membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Akibatnya, infeksi bakteri menjadi sangat sulit untuk diobati.

Lantas, apa apa saja faktor yang sering berkontribusi terhadap resistensi antibiotik?

1. Penggunaan antibiotik yang berlebihan

Penggunaan antibiotik yang berlebihan seperti mengonsumsi antibiotik saat tidak diperlukan atau membantu berkontribusi terhadap resistensi antibiotik. Misalnya, sebagian besar kasus faringitis (sakit tenggorokan) ialah virus. Adapun antibiotik tidak akan membantu. Bahkan infeksi telinga akibat bakteri seringkali membaik tanpa antibiotik.

Advertising
Advertising

2. Penyalahgunaan antibiotik

Penyalahgunaan antibiotik di mana bakteri memanfaaatkan setiap kesempatan untuk berkembang biak. Jika Anda lupa minum obat selama sehari atau beberapa hari, menghentikan pengobatan terlalu dini, atau menggunakan antibiotik yang salah (seperti minum obat orang lain) dapat membuat bakteri mulai bereproduksi. Ketika bakteri berkembang biak, mereka bisa berubah atau bermutasi. Bakteri yang bermutasi ini menjadi semakin kebal terhadap obat.

3. Penggunaan antibiotik dalam peternakan

Penggunaan antibiotik dalam peternakan di mana bakteri pada hewan juga bisa menjadi resisten terhadap antibiotik. Diperkirakan 80 persen penggunaan antibiotik di Amerika Serikat adalah untuk ternak.

4. Resisten spontan

Terkadang susunan genetik (DNA) bakteri berubah atau bermutasi dengan sendirinya. Di mana antibiotik tidak mengenali bakteri yang baru berubah itu dan tidak dapat menargetkannya sebagaimana harusnya, atau perubahan membantu bakteri melawan efek obat.

5. Resistensi yang ditularkan

Kepada orang lain, Anda bisa menularkan infeksi bakteri yang resistensi terhadap obat. Orang itu sekarang mempunyai infeksi yang tidak akan menanggapi antibiotik. Saat resistensi antibiotik terjadi, kita tidak mengetahui itu terjadi sampai kita merawat seseorang. Di mana antibiotik yang sebelumnya berhasil, tiba-tiba berhenti bekerja atau menjadi kurang efektif.

Tubuh tidak mengembangkan resistensi antibiotik, namun bakteri yang melakukannya. Jamur, parasit, dan virus juga dapat mengembangkan resistensi obat. Saat resistensi antibiotik terjadi, terdapat lebih sedikit antibiotik yang efektif melawan bakteri tertentu. Sementara antibiotik lain sering membantu, namun penting untuk mempunyai sebanyak mungkin pilihan pengobatan.

Sementara Anda semakin sakit, dibutuhkan waktu untuk menyadari apa yang sedang terjadi. Sekali lagi, biasanya obat dapat ditemukan. Namun waktu sudah berlalu dan bakteri yang sekarang kebal, mungkin lebih sulit untuk diobati.

Pilihan Editor: Awas Resistensi Antibiotik, Ini Dampaknya bagi Tubuh

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

19 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

27 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

27 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

28 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

30 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

31 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

36 hari lalu

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

37 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

40 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

43 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya