Epidemiolog: Covid Varian Eris Mulai Terdeteksi di Indonesia Sejak Maret 2023, Apa Kata WHO?

Sabtu, 12 Agustus 2023 11:31 WIB

Ilustrasi wanita memakaikan masker pada orang lain. Freepik.com/Prostoleh

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 lalu banyak membawa berita duka bagi seluruh dunia. Wabah Covid hingga hari ini masih terus menghantui dengan berbagai varian baru yang ditemukan. Baru-baru ini Covid varian Eris atau Omicron EG.5.1 disebut mulai mewabah.

Di Indonesia, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah siap menghadapi varian baru Covid-19, yakni Eris dengan standar operasional prosedur yang sesuai.

"Pengalaman selama kemarin, pokoknya ini Covid-19 kalau nanti ada varian baru, itu prosedurnya penyakit menular biasa. Otomatis di semua rumah sakit sudah ada tempat untuk penanganan namanya kejadian infeksius," ujar Muhadjir Effendy saat ditemui di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Selasa, 8 Agustus 2023.

Covid varian Eris masuk ke Indonesia sejak Maret

Seorang epidemiolog, Windhu Purnomo, menjelaskan jenis varian covid ini sudah masuk ke Indonesia sejak Maret. "Ini bukan varian baru, tapi subvarian baru. Dari yang saya ikuti selama ini, EG.5.1 sudah dideteksi di Inggris sejak Februari 2023 dan terdeteksi di Indonesia sejak dari awal Maret 2023, sampai sekarang di Indonesia sudah ada sekitar 12 sekuens," kata Windu, Senin, 7 Agustus 2023.

Advertising
Advertising

Windhu Purnomo juga mengatakan perbedaan subvarian covid ini dengan jenis covid lainnya tidak begitu signifikan yakni terletak pada struktur genomiknya saja. Secara karakteristik dalam hal transmisibilitas, virulensi, dan patogenitasnya kurang lebih sama dengan sub varian omicron lainnya.

Covid varian Eris menurut World Health Organization (WHO)

Menurut laporan epidemiologi mingguan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian baru Covid Eris atau Omicron EG.5.1 menunjukkan kasus yang meningkat.

WHO menambahkan EG.5.1 ke dalam daftar varian yang dipantau pada bulan Juli 2023. Varian baru ini dijuluki Omicron EG.5.1 atau Eris yang merupakan sub-strain variasi Omicron XBB dan memiliki mutan tambahan pada protein lonjakan yakni S:F456L dan S:Q52H. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecepatan transmisinya 45 persen lebih tinggi dari XBB.1.16.

Covid varian Eris ini menyebabkan lebih dari 17,3 persen dari semua kasus Covid-19 yang dilaporkan minggu lalu di Amerika Serikat. Jenis EG.5.1 ini sekarang merupakan varian yang paling umum di AS. Lalu, di Inggris per 20 Juli, EG.5.1 mencakup 14,55 persen dari semua kasus Covid-19, dengan sedikit peningkatan pada jumlah orang yang menjalani rawat inap di rumah sakit.

Gejala pada varian Eris ini sama seperti jenis Omicron yang lain, yakni pilek, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan.

Varian Covid EG.5.1 mulai mewabah di Australia sejak April 2023 dan masih muncul secara sporadis. Pada 7 Agustus 2023, ada 158 kasus yang diketahui yakni mewakili 2,1 persen dari varian yang dilaporkan. Namun, tingkat infeksi keseluruhan di Australia terus menurun, seperti halnya rawat inap dan kematian terkait Covid, juga laporan kasus dalam perawatan lansia.

Covid varian Eris tidak berbahaya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun juga telah mendeklarasikan EG.5, keluarga varian Omicron, sebagai "varian menarik" setelah munculnya EG.5.1, yang dikenal sebagai Eris. Eris telah dilaporkan di seluruh dunia, khususnya di Asia dan sekarang merupakan proporsi kasus COVID terbesar di AS.

Meskipun hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa EG.5.1 menyebabkan penyakit yang berbahaya daripada varian Omicron lainnya, penyakit ini lebih mudah menular dan berpotensi kebal vaksin.

Namun, tidak menutup kemungkinan jika respons antibodi vaksin bivalen terhadap EG.5.1 serupa dengan varian sebelumnya dengan dosis vaksin bivalen, menghasilkan peningkatan antibodi lima kali lipat yang melindungi imun tubuh terhadap Covid varian Eris ini.

MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | NAUFAL RIDHWAN

Pilihan Editor: WHO Sebut Covid-19 Varian Eris Tak Terlalu berbahaya, Menko PMK: Pemerintah Harusnya Lebih Siap

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

3 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

5 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

4 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

4 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

7 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya