600 Kali Lebih Manis dari Gula, Ini 4 Risiko Mengonsumsi Pemanis Buatan Sukralosa

Rabu, 16 Agustus 2023 15:36 WIB

Pemanis buatan (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Sukralosa adalah pemanis buatan yang tingkat kemanisannya lebih tinggi dibanding gula pasir dan aspartan. Asupan ini hanya bekerja untuk menambah rasa manis tanpa memengaruhi kadar gula darah dan kalori dalam tubuh.Mengutip dari laman Cleveland Clinic, sukralosa dibuat dari gula asli yang mengalami perubahan kimia, sehingga menjadi 600 kali lebih manis dari gula tanpa kalori.

Sukralosa disukai karena tidak meninggalkan rasa pahit. Pemanis buatan ini hadir dalam berbagai produk, seperti permen karet, minuman manis bebas gula, es krim, dan yogurt. Karena tahan panas, sukralosa juga bisa digunakan dalam makanan yang dipanggang.

Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa sukralosa tidak mengandung efek negatif, namun penelitian lain menunjukkan bahwa sukralosa dapat berisiko untuk tubuh.

Melansir dari laman Healthline, berikut beberapa risiko yang dapat muncul saat mengonsumsi sukralosa:

1. Efek pada gula darah dan insulin

Advertising
Advertising

Sebagian besar penelitian menunjukan bahwa mengonsumsi sukralosa setiap hari tidak berdampak pada metabolisme gula atau sensitivitas insulin pada orang dewasa yang sehat.

Namun, beberapa penelitian lain menemukan hasil yang bertentangan, sebuah studi mencatat bahwa sukralosa dapat mengurangi sensitivitas insulin dan meningkatkan kadar gula darah dan insulin.

2. Sukralosa yang dipanggang tidak baik untuk tubuh

Sukralosa dianggap tahan panas dan baik untuk memasak dan memanggang. Namun, penelitian terbaru telah menantang pernyataan ini. Tampaknya pada suhu tinggi, sukralosa mulai rusak dan dapat berinteraksi dengan bahan lain.

Satu studi tahun menemukan bahwa memanaskan sukralosa dengan gliserol, senyawa yang ditemukan dalam molekul lemak, menghasilkan zat berbahaya yang disebut kloropropanol. Zat-zat ini dapat meningkatkan risiko kanker.

3. Mempengaruhi kesehatan usus

Sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi 20 persen dari asupan harian yang dapat diterima untuk sukralosa per hari tidak berpengaruh pada bakteri menguntungkan di usus. Bakteri ini dapat meningkatkan pencernaan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko banyak penyakit.

Namun, meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi sucralose jangka pendek tidak mungkin mempengaruhi kesehatan usus, penelitian terbaru pada hewan tentang asupan sukralosa jangka panjang menemukan bahwa hal ini mengandung efek negatif.

Sebagai contoh, sebuah studi pada tikus menunjukkan bahwa 6 bulan konsumsi sukralosa dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus dan meningkatkan peradangan. Karena itu, diperlukan lebih banyak studi tentang efek jangka panjang sukralosa pada kesehatan usus pada manusia.

4. Mempengaruhi berat badan

Produk yang mengandung pemanis tanpa kalori sering dipasarkan sebagai produk yang baik untuk menurunkan berat badan. Sebuah studi menemukan bahwa pemanis non-nutritif dapat mengurangi berat badan rata-rata sekitar 0,8 kilogram.

Pilihan Editor: WHO Resmi Keluarkan Pembatasan Asupan Pemanis Buatan

Berita terkait

Antropometri Bisa Deteksi Dini Stunting pada Bayi, Apakah Itu?

3 jam lalu

Antropometri Bisa Deteksi Dini Stunting pada Bayi, Apakah Itu?

Antropometri bisa mendeteksi dini stunting pada bayi. Alat apakah itu?

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Obesitas pada Anak

3 hari lalu

Waspada Dampak Obesitas pada Anak

Dampak obesitas pada anak terhadap harapan hidup sangat besar.

Baca Selengkapnya

Pasien Diabetes dengan Gangguan Makan Lebih Berisiko Kematian

7 hari lalu

Pasien Diabetes dengan Gangguan Makan Lebih Berisiko Kematian

Peneliti mengingatkan gangguan makan pada pasien diabetes tipe 1 berisiko meningkatkan peluang komplikasi diabetes, rawat inap, dan bahkan kematian

Baca Selengkapnya

Daftar 6 Persiapan Penderita Diabetes yang Berangkat Haji

8 hari lalu

Daftar 6 Persiapan Penderita Diabetes yang Berangkat Haji

Dengan persiapan dan pengelolaan diabetes yang baik, penderita diabetes dapat menjalani ibadah haji tanpa mengganggu kesehatan.

Baca Selengkapnya

Beragam Hal yang Perlu Disiapkan Penderita Diabetes sebelum Berangkat Ibadah Haji

9 hari lalu

Beragam Hal yang Perlu Disiapkan Penderita Diabetes sebelum Berangkat Ibadah Haji

Berikut hal-hal yang perlu disiapkan penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji menuru spesialis penyakit dalam.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

22 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

26 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

27 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

30 hari lalu

Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

Cek gula darah penting karena kadar gula darah yang tidak normal bisa menjadi tanda awal penyakit seperti diabetes atau hipoglikemia.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

36 hari lalu

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.

Baca Selengkapnya