Pentingnya Sarapan untuk Bekal Energi Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Sabtu, 9 September 2023 23:23 WIB

Ilustrasi sarapan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Sarapan seringkali terlupakan dan belum menjadi kebiasaan bagi anak-anak Indonesia. Padahal sarapan sangat penting sebagai bekal energi tubuh untuk beraktivitas seharian sehingga memerlukan asupan makanan yang sehat dan bergizi.

Anak-anak sering tergesa-gesa untuk segera beraktivitas atau pergi ke sekolah sehingga tidak sempat sarapan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, termasuk energi. Apabila kebutuhan energi saat sarapan tidak terpenuhi akan berdampak pada fungsi memori anak terhadap pelajaran di sekolah. Biasanya anak kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, akan mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.

Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.

Perusahaan produsen makanan dan minuman, Mayora, mencoba memberikan solusi sarapan bergizi melalui produk Super Bubur. Marketing Director Super Bubur M.T Assyaukani mengatakan salah satu dukungan yang dilakukan timnya adalah melalui program Gerakan Edukasi Gizi dan Makan Bubur Bergizi untuk Pencegahan Stunting (Gema Bugizi Penting). Melalui program ini, dilakukan sosialisasi pentingnya sarapan dan kudapan sehat dengan bubur, telur, sayur, yang bergizi sebagai salah satu bagian dari pesan Gizi Seimbang kepada dosen dan mahasiswa, ibu Balita, balita (1-4 tahun), kader posyandu, guru PAUD dan TK. "Selain sosialisasi, kegiatan ini disertai sarapan atau makan kudapan sehat bersama Super Bubur Ayam dan Super Bubur Buryam, pemantauan status gizi (berat dan tinggi badan) terhadap anak/balita serta ibu sebagai bagian dari perilaku gizi seimbang dan hidup sehat," kata Assyaukani dalam keterangan rilisnya pada awal September 2023.

Harapannya, program ini berkontribusi membantu mengatasi masalah stunting dan gizi buruk pada balita dan anak-anak yang tengah menjadi perhatian serius dari pemerintah. Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6 persen. Angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen sementara standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah tahun.

Advertising
Advertising

Assyaukani menambahkan bahwa produknya terbuat dari beras asli dan mengandung berbagai vitamin serta tanpa bahan pengawet. "Super Bubur memiliki cita rasa tradisional seperti kuah soto dan kuah kari serta dilengkapi bahan-bahan pelengkap lainnya seperti halnya bubur ayam pada umumnya," kata Assyaukani.

Ia pun berharap produk ini sekaligus menjadi jawaban bagi konsumen, terutama para ibu yang sering khawatir terhadap kegemaran anak-anak mengkonsumsi makanan instan yang dianggap kurang sehat terutama buat pencernaan. “Mulai saat ini, para ibu dapat memilih Super Bubur sebagai pilihan sarapan yang sehat dan lezat untuk anak-anak dan keluarga. Selain itu, tak perlu khawatir lagi karena Super Bubur juga sudah mendapatkan sertifikasi halal Indonesia,” ujar Assyaukani.

Sebelumnya Super Bubur Buryam dan Super Bubur Rasa Soto berhasil meraih Penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi pada acara International Symposium Food & Nutrition, Expo, and Awards (ISFANEA) 2023 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, berkolaborasi dengan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).

Program Gema Bugizi Penting mendapat apresiasi, dengan meraih Penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi pada acara ISFANEA 2023/Mayora

Penghargaan itu diserahkan oleh Ketua Umum Pergizi Pangan, Hardinsyah. Ia mengatakan bahwa Super Bubur MS. “Super Bubur Buryam layak mendapat pengakuan dan penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi sebagai bubur instan yang mudah diperoleh dan terjangkau, mengandung vitamin A, B1, B2, B6 dan B12 serta turut mendukung upaya perbaikan gizi,” kata Hardinsyah.

Peran Super Bubur dalam mendukung Gema Bugizi Penting mendapat apresiasi, dengan meraih Penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi pada acara ISFANEA 2023. “Penghargaan ini diberikan kepada Super Bubur mengingat Gema Bugizi Penting merupakan Gerakan Edukasi Gizi Seimbang disertai makan bubur bergizi di 100 Posyandu, PAUD dan taman kanan-kanak dalam upaya perbaikan gizi dan cegah stunting,” ujar Hardinsyah.

Melalui program ini, dilakukan sosialisasi pentingnya sarapan dan kudapan sehat dengan bubur, telur, sayur, yang bergizi sebagai salah satu bagian dari pesan Gizi Seimbang kepada dosen dan mahasiswa, ibu Balita, balita (1-4 tahun), kader posyandu, guru PAUD dan TK. Selain sosialisasi, kegiatan ini disertai sarapan atau makan kudapan sehat bersama Super Bubur Ayam dan Super Bubur Buryam, pemantauan status gizi (berat dan tinggi badan) terhadap anak/balita serta ibu sebagai bagian dari perilaku gizi seimbang dan hidup sehat.

Pilihan Editor: Bisa Turunkan Kolesterol, 3 Makanan Ini Dianjurkan untuk Sarapan

Berita terkait

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali

2 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali

Pertamina siapkan ketersediaan pasokan energi jelang World Water Forum (WWF) ke-10, di Bali, 18 - 25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

2 hari lalu

Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

Direktur Utama Pertamina Persero, Nicke Widyawati, paparkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan, saat menjadi panelis dalam sharing session CEO Forum Acara The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

6 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

6 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

7 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

8 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

8 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

9 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

10 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

17 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya