Cara Mencegah Impetigo, Penyakit Mirip Cacar yang Biasa Menyerang Bayi

Jumat, 27 Oktober 2023 14:03 WIB

Ilustrasi dermatitis atopik pada anak atau bayi. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Cacar dikenal sebagai penyakit yang ditandai munculnya ruam pada kulit. Penderitanya mengalami bintik-bintik merah, ada juga yang berisi air. Saat melepuh, sering kali rasa gatal menyeruak. Namun kondisi tersebut rupanya tak hanya terjadi saat cacar. Ada penyakit lain yang memicu hal serupa.

Dilansir dari clevelandclinic.org, salah satu penyakit itu adalah impetigo. Penyakit itu merupakan infeksi kulit mirip cacar yang gatal, terkadang nyeri, dan biasanya menyerang bayi. impetigo bahkan bisa menginfeksi kulit meski tidak rusak atau tertusuk.

Impetigo termasuk infeksi kulit yang paling umum terjadi pada anak-anak berusia antara 2 dan 5 tahun. Anak-anak yang lebih besar juga bisa terkena penyakit ini. Infeksi kulit menyumbang sekitar 10 persen dari kondisi kulit pada anak-anak.

Impetigo lebih sering terjadi saat cuaca hangat ketika anak-anak berada di luar ruangan. Biasanya, tanda pertama impetigo yakni luka dan lecet di mulut dan hidung anak. Selain itu, impetigo juga bisa muncul di kulit kepala, garis rambut, kaki, dan lengan.

Namun, impetigo juga dapat menyerang orang dewasa. Pada orang dewasa, kondisi ini mungkin terjadi setelah masalah kulit lainnya. Kadang-kadang penyakit ini berkembang setelah Anda terserang flu atau virus lainnya. Simak cara mencegah infeksi impetigo berikut.

Advertising
Advertising

1. Jaga kebersihan tubuh, terutama tangan

Jagalah kebersihan tubuh Anda dengan mandi minimal dua kali sehari, terutama jika Anda atau anak Anda menderita eksim atau kulit sensitif. Selain itu, cuci tangan Anda secara teratur. Gunakan pembersih berbahan dasar alkohol jika Anda tidak memiliki sabun dan air.

Gunting kuku Anda dan anak Anda secara teratur untuk menghindari goresan. Jika bersin, gunakanlah tisu dan/atau siku Anda lalu buang tisu tersebut.

2. Hindari menggaruk dan segera bersihkan jika kulit terluka

Jangan menggaruk luka ketika Anda tergores atau terluka. Segera bersihkan luka Anda dengan sabun dan air. Lalu, oleskan krim atau salep antibiotik pada luka.

3. Jaga kebersihan pakaian

Jagalah kebersihan pakaian Anda. Cuci secara teratur dan jangan dipakai berulang kali, terutama jika Anda banyak beraktivitas dan berkeringat. Selain itu, cucilah pakaian dalam, handuk, dan seprai dengan air panas agar bakteri hilang dengan maksimal.

Cara mengobati infeksi kulit impetigo

Impetigo merupakan infeksi kulit yang menular. Kebanyakan orang mendapatkannya melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Anda bisa tertular impetigo jika bersentuhan dengan luka, lendir, atau keluarnya cairan dari hidung seseorang yang mengidapnya. Anak-anak dan atlet, seperti pemain sepak bola dan pegulat, sering kali mengalami hal ini.

Selain itu, orang juga dapat menularkan impetigo dengan berbagi barang seperti handuk, pakaian, atau barang pribadi lainnya dengan orang yang terinfeksi.

Dilansir dari laman Clevel and Clinic, pengobatan impetigo menggunakan obat antibiotik. Penyedia layanan kesehatan biasanya akan meresepkan antibiotik topikal untuk dioleskan langsung ke kulit anak Anda. Perawatan impetigo mungkin juga mencakup antibiotik oral (cairan atau pil yang diminum) jika impetigo menutupi sebagian besar kulit anak Anda atau beberapa bagian tubuh.

Meskipun impetigo tidak akan hilang pada semua orang dalam 24 jam. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini hilang lebih cepat bila Anda menggunakan krim antibiotik. Penyedia layanan kesehatan akan merekomendasikan krim ini untuk membantu menghilangkan gejala dengan cepat dan membantu menghentikan penyebaran infeksi. Oleh karena itu, semakin cepat Anda mendapat pengobatan, semakin baik.

Selain itu, merawat kulit anak Anda dapat membantu menghilangkan infeksi impetigo dengan lebih cepat. Langkah-langkah perawatan kulit yang dapat Anda lakukan untuk menghilangkan infeksi impetigo dengan cepat antara lain:

- Oleskan kulit yang terinfeksi dengan air sabun hangat untuk menghilangkan kerak dengan lembut.

- Oleskan antibiotik yang diresepkan seperti yang disarankan oleh penyedia Anda.

- Tempatkan perban di area yang terinfeksi. Hal ini akan membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi.

Pilihan Editor: Kemenkes Sebut Bertambahnya Kasus Monkeypox Akibat Sex Berisiko

Berita terkait

Cara Menyimpan dan Urutan Memberikan ASI Beku yang Benar

1 hari lalu

Cara Menyimpan dan Urutan Memberikan ASI Beku yang Benar

Menyimpan dan memberikan ASI beku kepada bayi tak bisa sembarangan. Ada tata cara dan urutannya

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

1 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya

Mengenal Lebih Dekat 7 Jenis dan Tipe Popok Clodi

2 hari lalu

Mengenal Lebih Dekat 7 Jenis dan Tipe Popok Clodi

Dengan memahami karakteristik jenis-jenis popok codi, orang tua bisa menemukan yang sesuai dengan kebutuhan dan k konndisi keluarga.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

2 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Popok Bayi Baiknya Diganti dengan Tisu Basah atau Kapas, Mana yang Terbaik?

2 hari lalu

Popok Bayi Baiknya Diganti dengan Tisu Basah atau Kapas, Mana yang Terbaik?

Tisu basah lebih banyak dipilih orang tua untuk mengganti popok karena praktis, sedangkan kapas lebih aman digunakan dan mudah terurai.

Baca Selengkapnya

Bukan Karena Jarang Sikat Gigi, Ini 4 Penyebab Bau Mulut yang Mengganggu

3 hari lalu

Bukan Karena Jarang Sikat Gigi, Ini 4 Penyebab Bau Mulut yang Mengganggu

Bau mulut sangat mengganggu. Simak 4 penyebab bau mulut lain yang terjadi bukan karena jarang sikat gigi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

4 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

5 hari lalu

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

Proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI bubuk,

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

13 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya