Polusi Udara, Dokter Minta Waspadai Penyakit Jangka Panjang

Reporter

Antara

Selasa, 31 Oktober 2023 09:55 WIB

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya gangguan pernapasan, polusi udara juga bisa menyebabkan penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut, asma, paru-paru basah atau pneumonia. Lebih dari itu, polusi udara juga berdampak gangguan kesehatan organ lain dalam jangka panjang.

“Selain menyerang paru-paru, polusi udara juga bisa menyerang ke organ lain. Jadi, tidak hanya paru-paru yang terkena,” kata spesialis penyakit dalam di RSCM Jakarta, Herikurniawan, Senin, 30 Oktober 2023.

Ia mengatakan gangguan kesehatan yang tampak akibat polusi udara hanya batuk, pilek, atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Namun, penyakit yang tak terlihat jauh lebih banyak, seperti serangan jantung, gangguan fungsi paru-paru dalam jangka panjang, dan kanker.

“Polusi udara dalam jangka panjang itu erat kaitannya dengan berbagai kanker, seperti kanker paru, kanker darah, dan lain-lain,” ujarnya.

Ia mengatakan polusi udara tidak secara langsung menyebabkan infeksi pada pernapasan. Tetapi ketika orang menghirup zat polutan maka akan mengganggu pergerakan mukosiliar.

Advertising
Advertising

“Mukosiliar ini merupakan rambut-rambut di proses pernapasan yang berfungsi untuk clearance. Jadi kalau ada debu dan kuman yang masuk iakan dikeluarkan oleh sistem mukosiliar ini,” jelasnya.

Anjuran buat kelompok rentan
Dia menjelaskan ketika orang sering menghirup udara yang terkena polusi maka sistem mukosiliar akan terganggu dan menyebabkan fungsi paru-paru menurun. Saat fungsi paru-paru menurun, organ lain juga perlahan ikut terinfeksi, seperti terjadi serangan jantung.

“Termasuk pada anak-anak perkembangannya terganggu, dapat berpengaruh juga pada infertilitas, kesuburan, bahkan penyumbatan pembuluh darah seperti stroke, penuaan dini. Jadi itu jangka panjangnya,” ucapnya.

Heri berharap ke depan pemerintah berkomitmen mencari solusi jangka panjang untuk menjaga kadar polusi udara di kategori aman.

“Jangan sampai level polusi udara terlalu tinggi karena banyak sekali dampak-dampak berbahaya, baik jangka pendek atau jangka panjang ke depan,” katanya.

Heri juga menyarankan kelompok rentan tidak keluar rumah ketika polusi udara berada di level buruk atau membahayakan. “Semua orang sebenarnya punya risiko terhadap polusi udara tapi ada kelompok tertentu yang memang punya risiko yang lebih tinggi,” katanya.

Ia menjelaskan kelompok rentan dengan risiko tinggi polusi udara, antara lain para lansia, karena sistem kekebalan tubuh sudah menurun. “Sistem mukosiliarnya juga mungkin tidak sebaik orang usia muda sehingga memang kelompok lansia ini punya risiko yang lebih tinggi,” ujarnya.

Ia juga menyebut balita dan anak-anak kelompok rentan terhadap polusi udara. Mereka juga menjadi kelompok yang tidak dianjurkan beraktivitas di luar rumah atau ruangan kecuali dalam situasi mendesak. “Kalau mau beraktivitas outdoor sebaiknya cek dulu kualitas udaranya. Jadi, kalau memang kualitas udaranya tidak terlalu baik, sebaiknya jangan dulu,” ucapnya.

Pilihan Editor: Waspadai Kesehatan Paru-paru Akibat Mikroplastik di Awan

Berita terkait

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

2 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

5 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Selain Meningitis, Jemaah Haji Juga Perlu Waspadai ISPA

6 hari lalu

Selain Meningitis, Jemaah Haji Juga Perlu Waspadai ISPA

Jemaah haji perlu mewaspadai penularan penyakit ISPA selama di Arab Saudi selain meningitis dan dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

8 hari lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

12 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

14 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

15 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

15 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

16 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya