Dokter Sebut Pengaruh DBD pada Tumbuh Kembang Anak

Reporter

Antara

Minggu, 5 November 2023 22:59 WIB

Pasien terinfeksi demam berdarah berada di bawah kelambu saat mereka menerima perawatan di Shaheed Suhrawardy Medical College and Hospital di Dhaka, Bangladesh, 26 Juli 2023. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak di RS Hermina Jatinegara, jakarta Timur, Kanya Ayu Paramastri, mengatakan demam berdarah dengue (DBD) bisa mengganggu proses masa tumbuh kembang anak karena kurang asupan nutrisi.

"Kalau seperti umumnya anak infeksi pasti enggak mau makan, rewel, susah tidur. Otomatis kalau gangguan makan nutrisi bisa turun. Kalau itu terjadi berulang, daya tahan tubuhnya enggak oke," kata Kanya pada diskusi pencegahan DBD di Jakarta, Minggu, 5 November 2023.

Ia mengatakan infeksi DBD parah dan berulang bisa berujung stunting karena asupan nutrisi anak yang tidak adekuat sehingga terjadi risiko gagal tumbuh dan kenaikan berat badan tidak baik pada jangka panjang. Infeksi dengue yang terjadi berulang memang tidak menyebabkan efek samping pada organ lain dalam tubuh anak ketika dewasa. Namun jika kejadian dengue menyerang otak bisa menjadi masalah seperti kekurangan cairan dan oksigen yang sampai merusak otak.

Cairan dan protein hewani
Dokter dari Universitas Brawijaya Malang ini juga mengatakan dengue yang bisa menyerang berulang hingga empat kali biasanya akan lebih parah di infeksi kedua dan seterusnya. Saat anak dirawat karena demam berdarah dengue, penting untuk memenuhi asupan nutrisi seperti cairan dan konsumsi protein hewani lebih banyak.

"Utamakan cairan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Kedua, karena virus, kita harus naikkan daya tahan tubuh dengan protein hewani, itu sangat efektif," jelasnya.

Advertising
Advertising

Untuk pencegahan, ia menyarankan sempatkan untuk melakukan 3M, yaitu menguras, mendaur ulang, dan menutup tempat air, dan menetapkan pembersihan rumah setiap minggu pukul 10.00 selama 10 menit untuk membersihkan area genangan air atau tempat-tempat yang dihinggapi nyamuk selama 10 pekan berturut-turut.

"Harapannya, lingkungan tempat anak tinggal bersih dari nyamuk pembawa virus dengue," tambahnya.

Selain itu, lakukan vaksinasi di usia 6-45 tahun dan perbaiki daya tahan tubuh dari dalam dengan menjaga asupan nutrisi, konsumsi makanan yang mengandung protein hewani, dan cukup istirahat. Kanya juga merekomendasikan tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender, serai, atau kemangi sebagai bahan untuk mengepel lantai.

Pilihan Editor: Kemenkes Ingatkan Pengaruh El Nino dan Kenaikan Kasus DBD

Berita terkait

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

4 hari lalu

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

8 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

13 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

15 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

17 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

18 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

21 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

22 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

23 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

26 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya