TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan fenomena El Nino telah mempengaruhi perkembangbiakan serangga yang menjadi perantara penularan penyakit. Kementerian Kesehatan pun mengantisipasi peningkatan risiko penularan demam berdarah dengue (DBD) serta penyakit-penyakit yang menular dengan perantaraan vektor.
"Dari 10 tahun terakhir, kami melihat pengaruh El Nino bukan hanya pada penyakit DBD, tapi hampir semua jenis penyakit tropis berkorelasi sangat tinggi," katanya pada acara peluncuran kampanye pencegahan DBD di Jakarta, Rabu, 27 September 2023.
Ia mengatakan kenaikan suhu udara serta perubahan pola angin, tingkat kelembapan, dan curah hujan yang terjadi akibat El Nino dapat mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk penular penyakit. Suhu udara yang tinggi bisa mempercepat proses pertumbuhan jentik menjadi nyamuk dewasa dari 13-15 hari menjadi 6-7 hari saja.
Maxi mengutip hasil penelitian yang menunjukkan saat suhu udara tinggi, seekor nyamuk dapat menggigit hingga 5,5 kali sehari, lebih banyak dibandingkan pada kondisi cuaca normal sekitar dua hari sekali. Selain itu, dia menyebut saat curah hujan tinggi akan muncul banyak tempat perkembangbiakan nyamuk.
"BMKG telah memprediksi puncak musim panas Oktober ini dan November hujan. Kemungkinan kasus terkait akan naik dan meledak di akhir tahun ini dan awal tahun depan," paparnya.
Lakukan 3M Plus
Karena itu, dia mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan penyakit. Dia mengajak warga melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus untuk menekan risiko penularan penyakit. Upaya pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus di antaranya menguras dan menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang bisa jadi tempat perkembangbiakan nyamuk, serta gotong royong membersihkan lingkungan tempat tinggal.
Ia mengatakan vaksinasi juga diperlukan untuk mencegah penularan demam berdarah dengue, penyakit yang terjadi akibat infeksi virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
"Vaksin cukup efektif, selain itu juga ada izin dari BPOM, silakan masyarakat gunakan itu," tandasnya.
Pilihan Editor: Syarat Vaksin DBD Dapat Dilakukan di Indonesia